Maling sepeda motor milik Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengaku, bisa membobol kunci setir dan pengamanan cakram asal lokasi dinilai aman.
ABS (32 tahun) warga Jalan Tambak Mayor Utara Kecamatan Asemrowo Kota Surabaya, salah satu pelaku curanmor yang bertugas sebagai joki saat beraksi pencurian, menyebut, aksinya selalu dimulai dengan coba-coba.
Berboncengan dengan kawannya kemudian melintas di beberapa lokasi. Ketika melihat sepeda motor terparkir di tempat aman, sepi dari penjagaan, aksi dimulai.
“Bagi saya, bisa saja gagal merencanakan sesuatu di Pemerintah Kota Surabaya. Tapi ternyata nihil (penjagaan) dan (pencurian) bisa terlaksana,” kata ABS saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolsek Tenggilis Mejoyo, Senin (17/4/2023).
Ia menyebut, motor dalam keadaan apapun, dengan pengamanan sekalipun, bisa dirusak dan dibawa kabur, jika lokasi aman.
“Kunci setir, gembok cakram, bisa,” tandasnya.
Meski begitu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya meminta, semua ASN memberi pengamanan sendiri bagi sepeda motornya masing-masing.
“Kalau punya sepeda motor, digembok, cakramnya, digembok diberi kunci T atau kunci lainnya. Jaga keamanan sendiri. Dijaga bareng-bareng,” tegasnya.
Diketahui, baru satu dari total dua pelaku pencuri motor ASN di eks Gedung Humas Pemkot Surabaya 25 Maret 2023 lalu yang tertangkap. Eksekutor dan motor masih belum ditemukan.
Terbaru, aksi curanmor kembali dilakukan di lokasi yang sama oleh dua orang menggunakan motor, Minggu (16/4/2023). Para pelaku berhasil membawa kabur Honda Vario 125 milik petugas kebersihan.
Pascakejadian, Satpol PP Kota Surabaya mendirikan pos pengamanan di dua sudut Jalan Jimerto.
“Dilakukan pos penjagaan di Jimerto barat dan timur,” kata Eddy Christijanto Kepala Satpol PP Kota Surabaya.
Penjagaan yang dilakukan selama 24 jam itu, dimulai hari ini pukul 14.00 WIB.
“Upaya mempersempit pencurian, penutupan total barat sama timur, mulai pergantian tanggal 17 ke 18 ini,” ujar Arga. (lta/ihz/ipg)