Jumat, 22 November 2024

Macron Gelar Pertemuan Darurat Usai Kerusuhan Pecah di Prancis

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Emmanuel Macron Presiden Prancis. Foto: Foreign Policy

Emmanuel Macron Presiden Prancis memimpin pertemuan darurat antar kementerian, Kamis (29/6/2023) pagi waktu setempat, setelah protes yang merebak di seluruh negeri akibat polisi menembak mati seorang remaja berusia 17 tahun.

Dilaporkan Antara mengutip harian Le Figaro, Macron melaksanakan pertemuan itu di kantor Kementerian Dalam Negeri. Dalam pertemuan itu Macron menyesalkan kekerasan yang tidak dapat dibenarkan itu.

Sementara Gerald Darmanin Menteri Dalam Negeri Perancis dalam akun twitternya menyatakan, jumlah orang yang ditangkap akibat protes itu saat ini sebanyak 150 orang.

Untuk diketahui, massa menggelar protes tersebut setelah sebelumnya polisi menembak remaja bernama Nahel, seorang pengemudi layanan pengiriman berusia 17 tahun di pinggiran kota Paris, Nanterre, Selasa (27/6/2023) pagi waktu setempat. Penembakan dilakukan setelah Nahel melanggar lalu lintas.

Massa pun berunjuk rasa di jalan-jalan di beberapa bagian wilayah di negara tersebut, termasuk Nanterre, Lyon, Lille, Toulouse, dan Viry-Chatillon. Mereka membakar kendaraan, tempat sampah, dan fasilitas-fasilitas umum lain di beberapa daerah.

Di kota Toulouse dan Lille, pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi yang kemudian dibalas dengan gas air mata untuk membubarkan massa.

Menurut jaksa, Nahel ditembak mati oleh polisi setelah melanggar aturan lalu lintas dan menolak untuk menepikan kendaraannya.

Kematian Nahel pun memicu protes di Nanterre, dan menyebabkan bentrokan, pada Rabu (28/6/2023) malam waktu setempat, antara demonstran dan polisi.

Di sisi lain, polisi berusia 38 tahun yang membunuh Nahel telah ditahan oleh Inspektorat Jenderal Kepolisian Nasional, sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang dilakukan oleh kantor kejaksaan Nanterre atas pembunuhan berencana. (ant/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs