Komisi III DPR Desak Polri Ungkap Dugaan Beking Tambang Ilegal dalam Kasus Polisi Tembak Polisi
Jumat, 22 November 2024 | 14:22 WIB
Aboe Bakar Al-Habsyi anggota Komisi III DPR RI mengaku prihatin atas kejadian penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa (2/5/2023) yang menyebabkan dua orang terluka.
Kata Aboe, peristiwa itu menimbulkan keresahan masyarakat, karena yang disasar adalah lembaga keagamaan.
“Saya turut prihatin dengan adanya penembakan di Kantor MUI, hal ini menimbulkan keresahan di masyarakat. Karena adanya ancaman kepada lembaga keagamaan seperti MUI ini tentunya akan memicu kekhawatiran di tengah masyarakat,” ujar Aboe yang juga Sekjen PKS ini, Rabu (3/5/2023).
Menurut dia, aparat penegak hukum perlu mengungkap fakta yang terjadi. Kematian pelaku setelah menjalankan aksinya membawa banyak pertanyaan di tengah masyarakat.
“Jika hal ini tidak dijelaskan secara clear atau detik oleh aparat kepolisian, dikhawatirkan akan membawa spekulasi atau berdampak menyebarnya berita bohong,” tegasnya.
Aboe mengajak kepada semua pihak untuk menahan diri agar tidak mengeluarkan statement (pernyataan) yang masih bersifat spekulatif.
“Kita tunggu saja hasil penyelidikan dari Polri, sehingga adanya rilis resmi dari Polri akan dapat menghindarkan adanya berita yang simpang siur,” jelasnya.
Sekadar diketahui, seorang berinisial M (60 tahun) warga Lampung melakukan penembakan di kantor MUI, jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023) sekira pukul 11.00 WIB.
Akibat tembakan tersebut, melukai dua orang pegawai MUI dan memecahkan kaca di kantor tersebut.
M mengaku sebagi wakil nabi dan ingin bertemu dengan Ketua MUI, tetapi niatnya gagal karena dihadang petugas keamanan MUI, sehingga dia meletuskan tembakan yang diduga dari senjata jenis Airsoft Gun.
Setelah melakukan penembakan, M kemudian diamankan dan sempat pingsan. Ketika dibawa ke Puskesmas Menteng, ternyata oleh dokter, M dinyatakan telah meninggal dunia.(faz)
NOW ON AIR SSFM 100
