Jumat, 22 November 2024

Kuota Jemaah dan Cuaca Panas Jadi Tantangan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun Ini

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Zainut Tauhid Sa'Adi Wakil Menteri Agama. Foto: Antara

Zainut Tauhid Sa’adi Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI menyatakan pelaksanaan ibadah haji 1444 H/2023 M memiliki banyak tantangan, salah satunya jumlah atau kuota jemaah haji yang kembali normal usai masa pandemi.

Wamenag membeberkan Indonesia mendapatkan kuota tambahan 8.000 dari kuota awal 221 ribu dan 30 persen atau 67 ribu peserta haji di antaranya adalah lansia. Kondisi itu yang mendesak pengadaan satu layanan khusus (layanan lansia), sehingga diharapkan dapat memberikan layanan yang terbaik.

“Pertama karena akumulasi dari tahun 2022 mereka tidak bisa berangkat karena ada pembatasan, yakni yang bisa berangkat hanya usia di bawah 65 tahun, sehingga tahun ini ada penumpukan jumlah lansia,” ujar Wamenag sesuai dilansir dari Antara, Kamis (22/6/2023).

Oleh karena itu, sambung Zainut, Menteri Agama mempunyai kebijakan afirmasi untuk jemaah haji lansia, sehingga diharapkan bisa berkurang bahkan pada titik tertentu sudah tidak ada lagi.

“Ke depan jemaah haji itu sudah rata-rata usianya tidak lansia, karena memang ibadah haji itu membutuhkan tidak hanya sekadar persyaratan syariah, tetapi juga persyaratan kesehatan. Sebagian besar ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan fisik besar sekali,” ungkapnya.

Tantangan kedua, lanjut Wamenag, Kota Makkah sekarang memasuki musim panas dengan kisaran suhu 42 derajat Celcius bahkan bisa lebih. Hal ini menyebabkan jemaah haji membutuhkan perhatian agar kesehatannya terjaga, baik dari aspek minuman supaya tidak dehidrasi, konsumsi makanan yang teratur, istirahat yang teratur, dan menghindari hal-hal yang tidak penting.

“Cukup memperbanyak ibadah di hotel masing-masing, memperbanyak berzikir, memperbanyak membaca Alquran, sholawat, dan memperbanyak amalan sunah lainnya,” jelas dia.

Dengan demikian, menurut Zainut, jemaah haji memiliki kesiapan menghadapi tahapan puncak ibadah haji yang diawali dengan wukuf di Arafah, kemudian berlanjut pada tahapan berikutnya yang membutuhkan energi yang cukup banyak.

“Inilah pentingnya jamaah perlu menghemat tenaga dan kepada pembimbing haji saling membantu dan bekerja sama dengan baik dengan PPIH agar pelaksanaan haji berjalan dengan baik dan lancar, sehingga bisa mendapatkan haji mabrur,” tutupnya. (ant/bnt)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs