Jumat, 22 November 2024

Kuasa Hukum Tegaskan Susi Air Tidak Berkomunikasi dengan KKB

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Donal Fariz Kuasa Hukum Susi Air (kanan) saat konferensi pers di SA Residence bersama Susi Pudjiastuti selaku pemilik maskapai, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023). Foto: Antara

Donal Fariz Kuasa Hukum Susi Air mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak berkomunikasi dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, yang menyandera Philip Mark Mehrtens pilot di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023).

“Kelompok penyandera tidak mencoba atau tidak melakukan komunikasi apapun kepada perusahaan. Jadi zero komunikasi saat ini antara kelompok penyandera dengan kami,” kata Donal usai konferensi pers di SA Residence, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023) seperti dilansir Antara.

Untuk itu, kata dia, pihaknya tidak memperoleh informasi perihal tebusan yang dimintakan oleh KKB, untuk membebaskan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru yang disandera sejak 22 hari lalu itu.

“Sehingga tidak ada permintaan-permintaan tertentu yang lazimnya kelompok penyandera itu sering,” ucapnya.

Donal menyebut pihaknya mendapatkan informasi terkait keberadaan dan kondisi Philip Mark Mehrtens pilot justru dari media massa. Menurut dia, hal tersebut dilakukan untuk menggiring narasi dan memperoleh legitimasi secara publik.

“Cara berkomunikasi mereka adalah menyampaikan foto-foto dan video-video itu kepada kawan-kawan jurnalis. Jadi foto yang pernah dirilis itu justru saya dapatkan dan kami dapatkan dari rekan-rekan media, bukan dari mereka,” tuturnya.

Dia menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Nduga menyampaikan telah mengutus perwakilan, untuk bisa berkomunikasi dengan kelompok penyandera.

“Jadi memang cenderung satu arah sekarang, kami menunggu informasi yang disampaikan oleh tim-tim yang berada di lapangan dan kemudian mereka melakukan screening informasi, baru disampaikan kepada kami,” jelasnya.

Donal mengatakan pihak Susi Air juga telah bertemu dengan Kevin Jeffrey Burnett Duta Besar Selandia Baru untuk RI beberapa waktu lalu untuk bertukar informasi. “Lebih kurang materi informasinya itu sama dengan yang kami peroleh,” ucapnya.

Menanggapi kabar KKB pimpinan Egianus Kogoya yang meminta tebusan sejumlah uang, Donal mengaku tidak tahu menahu karena informasi seputar hal tersebut disampaikan kepada Pemerintah.

“Jadi tidak tahu kami berapa uang, dan bagaimana uangnya diminta. Tidak mungkin minta uang ke Susi Air di tengah pesawatnya dibakar, nilai harga pesawat itu saja dua juta USD ,” ucapnya.

Dia pun mengatakan pihak Susi Air menyerahkan kepada Pemerintah selaku pemegang otoritas, untuk bernegosiasi dengan KKB untuk membebaskan sang pilot.

“Kita serahkan kepada pemerintah untuk memutuskan syarat-syarat itu. Kalau minta syaratnya senjata, tidak mungkin minta senjata, paling pistol air yang Susi Air punya. Tidak punya kita senjata,” kata Donal.

Sebelumnya, Kamis (23/2/2023) lalu, KKB pimpinan Egianus Kogoya meminta senjata api dan amunisi untuk dibarter atau ditukar dengan pilot Susi Air yang masih disandera.

“Memang benar Egianus ajukan sejumlah permintaan di antaranya senjata api dan amunisi yang akan ditukar dengan Philip Mark Merthens pilot asal Selandia Baru,” ungkap Irjen Pol. Mathius Fakhiri Kapolda Papua di Timika, Kamis.

Ditegaskan, permintaan itu tidak mungkin dipenuhi karena berbahaya dan dapat mengganggu keamanan serta menimbulkan korban jiwa.

Diketahui Philip yang membawa pesawat Pilatus milik Susi Air disandera KKB, sejak Selasa (7/2/2023), setelah membakar pesawat tersebut di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs