Keuntungan yang diperoleh penyedia jasa penukaran uang di tepi jalan mengalami penurunan di banding dengan bulan Ramadan tahun 2022.
Basrowi (54) penyedia jasa penukaran uang di Jalan Bubutan, Kecamatan Bubutan Surabaya mengatakan penurunan itu hampir mencapai setengah pendapatan jual jasa tukar uang di tahun sebelumnya.
“Tahun lalu modal Rp50 juta dapat keuntungan sekitar Rp10 juta, kalau sekarang ini modalnya sama tapi sampai hari ini dapat untung sekitar Rp4 jutaan,” ucapnya kepada suarasurabaya.net
Dalam lebaran tahun ini, ia mengaku telah membuka jasa penukaran uang di tepi jalan sejak awal bulan Ramadan, dan rencananya akan berjualan hingga hari terakhir Ramadan.
“Bulan puasa dapat empat hari sudah mulai buka, yang rame akhir bulan puasa, tapi kalau dibandingkan sama tahun lalu masih rame tahun lalu, mungkin karena Bank Indonesia (BI) sekarang juga buka penukaran, kalau dulu kan tidak,” ungkapnya.
Sementara Sifatul Lina (26) penyedia jasa penukaran uang lainnya yang juga berada di Jalan Bubutan mengaku, masyarakat yang menukarkan uang di tepi jalan tidak seramai tahun sebelumnya.
“Kalau tahun lalu itu ramainya sampai kayak antrean, yang datang ada terus. Tahun lalu dapatnya sekitar Rp15 juta dengan modalnya Rp80 juta, kalau sekarang ini Rp10 jutaan,” ungkapnya.
Sementara Mashuri (35) penyedia jasa penukaran uang yang berada di lokasi berbeda, yakni di Jalan Pasar Turi, Bubutan Surabaya, juga mengaku pendapatan tahun ini mengalami penurunan.
“Masih ramai tahun lalu, tahun lalu dapatnya Rp15 juta dari modal Rp50 juta, kalau dibandingkan sama sekarang turun, tapi jumlah pastinya belum menghitung, kira-kita penurunannya sekitar 30 persen,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa dirinya mulai melayani jasa penukaran uang sejak awal bulan Ramadan, dan pekerjaan tersebut sudah ia jalani sejak puluhan tahun yang lalu di setiap datangnya Ramadan.
Sedangkan saat disinggung soal biaya jasa penukaran uang, Mashuri menyampaikan bahwa setiap pecahan memiliki biaya jasa yang bervariasi.
Kalau pecahan Rp2.000 setiap seratus lembarnya atau satu bendel jasanya Rp10.000. Sedangkan pecahan Rp5.000 seratus lembarnya lembarnya atau satu bendel biaya jasanya paling tinggi yakni Rp20.000, karena pecahan Rp5.000 yang paling diminati masyarakat.
“Kalau pecahan Rp10.000 seratus lembarnya atau satu bendel jasanya Rp15.000. Untuk pecahan Rp20.000 seratus lembarnya jasanya kena Rp10.000. Sedangkan pecahan Rp1.000 saya tidak punya tidak menyediakan,” ungkapnya.
“Untuk biaya jasa di sini, hampir seluruh penyedia jasa penukaran uang sama, kalau pun ada perbedaan dengan yang lain mungkin hanya selisih sedikit,” pungkasnya. (ris/bil/ipg)