Jumat, 22 November 2024

Kerusuhan di Prancis Mereda, Total 2.905 Orang Ditangkap

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Petugas kepolisian Prancis berjalan di dekat mobil yang terguling saat aksi protes menyusul penembakan Nahel di Prancis, Minggu (2/7/2023). Foto: Reuters

Kerusuhan di Prancis sedikit mereda ketika puluhan ribu polisi dikerahkan ke berbagai kota setelah pemakaman seorang remaja yang tewas ditembak polisi. Begitu klaim kementerian dalam negeri Prancis pada Minggu (2/7/2023).

Dilansir dari Antara, polisi diterjunkan ke jalan-jalan untuk menjaga ketertiban usai Nahel dimakamkan. Remaja 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko tersebut ditembak oleh seorang polisi saat pemeriksaan lalu lintas pada Selasa (27/6/2023) lalu di kawasan pinggiran Paris, Nanterre.

Setelah penembakan itu, para perusuh tidak hanya membakar mobil dan angkutan umum serta menjarah toko, merekai juga mengincar gedung-gedung yang dianggap mewakili negara Prancis. Seperti balai kota, kantor polisi, dan sekolah.

Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan, 719 orang ditangkap pada Sabtu (1/7/2023) malam. Lebih sedikit dari 1.311 pada Jumat (30/6/2023) malam, dan 875 pada Kamis (29/6/2023) malam.

Menurut kementerian itu, 45.000 polisi dan ribuan pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk menjaga ketertiban. “Tindakan mereka … membuat malam menjadi lebih tenang,” kata kementerian tersebut di akun resminya di Twitter.

Kerusuhan terbesar tadi malam terjadi di Marseille, di mana polisi dengan gas air mata bentrok dengan para pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam.

Di Paris, keamanan ditingkatkan di jalan Champs Elysees yang terkenal setelah muncul seruan di media sosial agar orang-orang berkumpul di sana.

Jalan yang biasanya dibanjiri wisatawan itu dijaga ketat oleh pasukan keamanan yang melakukan pemeriksaan secara acak. Toko-toko ditutup pemiliknya dengan papan untuk mencegah aksi perusakan. Beberapa bentrokan sporadis terjadi di pusat kota.

Pada pemakaman Nahel, ratusan orang antre memasuki masjid besar Nanterre. Relawan dengan rompi kuning berjaga-jaga, sedangkan puluhan warga menyaksikan dari seberang jalan.

Polisi, yang disebut jaksa mengaku menembak mati Nahel, ditahan untuk penyelidikan formal atas pembunuhan disengaja.

Pengacaranya, Laurent-Franck Lienard, mengatakan kliennya bermaksud menembak kaki Nahel tetapi terbentur saat mobil melaju, sehingga tembakannya mengenai dada. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs