Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mengatakan, sungai-sungai yang banyak ditumbuhi eceng gondok terindikasi sering dibuangi tinja.
Hal tersebut disampaikannya waktu mengudara di Radio Suara Surabaya, Sabtu (28/10/2023), merespon keluhan beberapa pendengar soal banyaknya eceng gondok di beberapa sungai Kota Pahlawan.
“Sebenarnya eceng gondok itu juga indikator bahwa di situ (sungai) dibuangi tinja. Jadi misalnya warga, kalau ada yang biasanya sedot (WC) di kampung itu kan ada sedot WC yang geledekan, harusnya buangnya ke IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja), jangan buang ke badan air (sungai),” jelasnya.
Selain itu, kata Hebi, masih banyak warga yang membuang pampers bekas pemakaian bayi ke sungai, karena masih percaya mitos.
Hal ini terbukti dari banyaknya pampers yang terdapat pada penjaringan sampah di sungai dekat alat pompa air milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
“Jadi memang warga ini masih percaya kalau dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir) itu, bayine suleten (bayinya terkena infeksi kulit) atau gimana bitu, masih seperti itu. Padahal sebenarnya tidak demikian,” ujarnya.
“Kita ada petugas di screen-screen (penjaringan sampah) itu setiap hari ngambil, kita punya screen sekitar 67 an, di setiap rumah pompa itu ada screen-nya jadi kita ambil sampahnya sama eceng gondoknya,” imbuhnya.
Untuk itu Hebi mengimbau agar masyarakat Kota Surabaya tidak lagi membuang sampah dan tinja bekas penyedotan tersebut ke sungai secara sembarangan.
Dia juga mengajak masyarakat menjaga lingkungannya, seperti yang saat ini masih dilakukan setiap minggu lewat kegiatan Surabaya Bergerak.
“Sebetulnya kalau membersihkan saluran lingkungan, itu kerja bakti. Tapi kalau saluran sekunder masing tanggung jawab kita (Pemkot Surabaya), apalagi masih banyak eceng gondoknya juga,” ucapnya. (bil/ipg)