Jumat, 22 November 2024

Kenalkan lingkungan Pada Anak, Puluhan ABK Belajar di Kampung Edukasi Sampah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Anak berkebutuhan khusus PKBM Lentera Fajar Indonesia belajar memilah sampah di Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo, Sabtu (16/12/2023). Foto: PKBM Lentera Fajar Indonesia Anak berkebutuhan khusus PKBM Lentera Fajar Indonesia belajar memilah sampah di Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo, Sabtu (16/12/2023). Foto: PKBM Lentera Fajar Indonesia

Puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari PKBM Lentera Fajar Indonesia mengikuti kegiatan pembelajaran luar kelas mengenai pengelolaan sampah. Pembelajaran inklusif ini dilaksanakan di Kampung Edukasi Sampah, Sekardangan, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (16/12/2023) lalu.

Retno Mulyo koordinator kader lingkungan di Kampung Edukasi Sampah mengatakan, metode yang diterapkan dalam pembelajaran di luar kelas bertujuan untuk menciptakan kelas yang aktif, kondusif, kreatif dan menyenangkan.

“Materi yang disampaikan sama dengan materi yang diberikan kepada peserta umum, hanya perlu ditambahkan penekanan dilanjutkan dengan praktek memilah sampah sesuai jenisnya serta mengolah sampah organik dengan berbagai metode serta memanfaatkan anorganik sebagai kerajinan dan souvenir yang bisa memberikan nilai ekonomis” kata Retno menurut keterangan yang diterima suarasurabaya.net, senin (18/12/2023).

“Anak-anak istimewa ini selama melakukan kegiatan pembelajaran luar kelas dikenalkan tentang cara memilah dan mengolah sampah dengan melibatkan aspek pengembangan keterampilan, pendidikan lingkungan, dan integrasi social,” imbuhnya.

Anak berkebutuhan khusus PKBM Lentera Fajar Indonesia membuat kerajinan tangan di Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo, Sabtu (16/12/2023). Foto: PKBM Lentera Fajar Indonesia
Anak berkebutuhan khusus PKBM Lentera Fajar Indonesia membuat kerajinan tangan di Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo, Sabtu (16/12/2023). Foto: PKBM Lentera Fajar Indonesia

Di sisi lain, Edi Priyanto pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengungkapkan, anak dengan kebutuhan khusus memiliki hak yang sama baik dalam hal pendidikan, kehidupan, pertemanan, dan kesejajaran sebagai manusia yang utuh.

“Perbedaan fisik dan pola berpikir anak berkebutuhan khusus memang sedikit menyita perlakuan ekstra dari orang-orang di sekelilingnya. Harapannya dengan usaha tersebut anak-anak berkebutuhan khusus tetap mampu memiliki daya hidup di tengah-tengah masyarakat,” ungkap Edi.

Menurutnya, aktivitas pembelajaran di luar kelas yang bersifat sosial dapat membantu anak memahami perannya dalam masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan mengajarkan ke pada anak akan pentingnya menjaga dan merawat lingkungan sejak dini,

“Ini bisa meningkatkan kesadaran mereka terhadap peran yang dapat mereka mainkan dalam pelestarian lingkungan,” katanya. Edi berharap dapat mendorong program pembelajaran lainnya bagi anak berkebutuhan khusus. Sehingga mampu menanamkan nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang.

“Membantu anak-anak berkebutuhan khusus dalam pendidikan di luar kelas akan mendorong mengembangkan kemandirian dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan mereka,” ujarnya.

Menurutnya, dengan melibatkan anak-anak disabilitas dalam kegiatan luar kelas yang bersifat inklusif dan mendidik, maka dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang, mendukung pengembangan, dan memupuk nilai-nilai positif.

“Dengan demikian, memperkenalkan anak-anak berkebutuhan khusus dengan kegiatan luar kelas seperti tentang cara memilah dan mengolah sampah beserta prakteknya tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga mendukung perkembangan holistik anak-anak tersebut,” ucap Edi di akhir. (feb/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs