Judha Nugraha Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memberikan gambaran terbaru tentang Jalur Gaza.
Sejak perang antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober lalu, situasi di Gaza masih mencekam. Hingga saat ini pertempuran masih terus terjadi dan Israel masih terus melakukan blokade listrik, air, maupun logistik.
“Untuk logistik, memang sudah diizinkan beberapa truk yang bisa masuk Gaza. Terakhir ada 26 truk yang masuk. Namun jumlah ini sangat tidak sebanding dengan kebutuhan logistik warga Gaza,” kata Judha saat mengudara di Radio Suara Surabaya pada Senin (6/11/2023) malam.
Judha mengungkapkan, pada awalnya ada sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Gaza. Empat di antaranya dan satu warga Palestina yang menjadi istri salah satu WNI, berhasil dievakuasi.
“Mereka sudah tiba di Indonesia. Saya baru saja bertemu dengan salah satu WNI yang baru dievakuasi dari Gaza. Alhamdulillah mereka dalam kondisi sehat usai melakukan perjalanan jauh dari Kairo ke Jakarta,” ungkap Judha.
Kemudian masih ada satu keluarga lagi, yang terdiri dari tiga WNI dan satu warga Palestina, yang berada di Gaza Selatan. Menurut Judha, kondisi mereka selamat, sebab wilayah mereka relatif lebih aman dibandingkan Gaza Utara.
“Kami sedang mengupayakan proses evakuasi selanjutnya. Kami ingin memastikan nama ketiga WNI dan satu orang warga Palestina itu masuk dalam daftar yang diizinkan untuk melintas ke Mesir. Kami akan memantau situasi mereka di sana. Sebab prioritas kami adalah keselamatan,” harapnya.
Sementara tiga WNI lainnya adalah relawan MER-C. Mereka bernama Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi.
Ketiga relawan Indonesia tersebut memilih tetap tinggal di Gaza untuk melanjutkan kerja kemanusiaan mereka. Mereka tinggal di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.
Judha menjelaskan, proses evakuasi ini memang panjang dan kompleks. Sejak 7 Oktober berbagai komunikasi dengan pihak terkait sudah dilakukan.
“Evakuasi juga kompleks karena situasi di lapangan sangat dinamis. Situasi keamanan sangat mudah berubah. Beberapa kali proses evakuasi terhambat,” terangnya. (saf/faz)