Jumat, 22 November 2024

Kementrian PPA Ajak Anak Indonesia Jadi Pelopor Pemilih Muda dalam Pemilu 2024

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Endah Sri Rejeki Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak KemenPPPA. Foto: Kemen PPA Endah Sri Rejeki Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak KemenPPPA. Foto: Kemen PPA

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengajak seluruh anak Indonesia, untuk menjadi pelopor pemilih pemula yang cerdas dalam Pemilu 2024 dan turut andil dalam mencegah praktik penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik praktis.

“Kita harus mempersiapkan mereka menjadi pemilih pemula. Kesadaran dan pendidikan politik yang baik pada anak harus dibangun karena mereka berperan dalam menentukan masa depan,” ujar Rr Endah Sri Rejeki Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian PPPA di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Dilansir dari Antara, ia mengatakan, pelibatan anak dalam kegiatan politik praktis selama ini mengandung risiko dan cenderung eksploitatif sehingga perlu dicegah.

“Berbagai bentuk pelibatan anak dalam praktik politik praktis seperti menggunakan anak-anak sebagai massa kampanye politik, menjadikan anak sebagai bintang atau juru kampanye politik, dan memanipulasi data anak yang belum memiliki hak pilih agar dapat mengikuti pemilihan, merupakan segelintir contoh nyata pelibatan anak di dalam kegiatan politik yang bersifat eksploitatif,” katanya.

Pihaknya menyoroti penyalahgunaan anak dalam kegiatan kampanye partai politik tersebut telah menciptakan stigma politik pada anak bahwa politik itu kotor, rumit, penuh kecurangan, dan bukan untuk anak.

“Akibatnya stigma tersebut menciptakan jarak antara anak dan politik, sehingga anak memiliki keengganan membahas politik. Padahal sebenarnya anak memiliki hak dalam politik,” ujar Endah Sri Rejeki.

Ia mengatakan, banyak anak memiliki informasi dan pengetahuan yang kurang memadai terkait politik dan demokrasi sehingga tidak sedikit dari mereka yang bersikap apatis terhadap politik.

Minimnya literasi politik dan informasi yang kurang tepat menyebabkan anak-anak cenderung enggan berdiskusi atau membahas hal-hal yang berkaitan dengan politik.(ant/ath/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs