Tentara Israel kembali mengebom sekolah afiliasi PBB di utara Gaza yang menjadi tempat mengungsi ribuan warga sipil sehingga menewaskan dan melukai puluhan orang pada Sabtu (18/11/2023) kemarin. Saat ini sumber medis dan lokal Palestina melaporkan, sulit memindahkan jenazah dan korban luka untuk perawatan.
Puluhan warga Palestina meninggal dan terluka setelah Israel mengebom Sekolah Al-Fakhoura di Jabalia, utara Gaza, yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Mereka mengungkapkan sulitnya mengevakuasi yang terluka dan tewas dari gedung tersebut, padahal di sinilah ribuan pengungsi warga sipil berlindung.
Kementerian Luar Negeri Palestina itu mengatakan, pihaknya mengutuk keras pembantaian masal yang terus menerus dilakukan pasukan pendudukan terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza. Salah satunya yang terbaru adalah pembantaian keji di Sekolah Al-Fakhoura yang penuh dengan orang-orang yang terpaksa mengungsi.
“Kami menganggap ini sebagai bukti baru yang membuktikan bahwa perang Israel terhadap warga sipil Palestina bertujuan mengosongkan seluruh wilayah Jalur Gaza utara dari penduduk Palestina,” ujarnya dilansir Antara, Minggu (19/11/2023).
“Pembantaian yang menargetkan sekolah UNRWA, pasukan pendudukan menghina komunitas internasional dan PBB, serta menganggap angin lalu semua tuntutan tidak efektif masyarakat internasional yang menyerukan perlindungan warga sipil.” tambahnya.
Sebagai informasi, sejak Israel membombardir Gaza pada 7 Oktober lalu, lebih dari 12 ribu warga Palestina meninggal. Termasuk 8.300 perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 30 ribu lainnya terluka. Sementara ribuan bangunan termasuk rumah sakit, mesjid dan gereja di Gaza, rusak atau hancur.
Blokade Israel telah memutus pasokan bahan bakar, listrik dan air ke Gaza serta mengurangi bantuan kemanusiaan. Di sisi lain, jumlah kematian di Israel mencapai 1.200 orang. (feb/iss)