Jumat, 22 November 2024

Keluarga Mahasiswi Surabaya Mengaku Sempat Temui Pelaku Saat Korban Hilang

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Jenazah AN (21 tahun) mahasiswi Surabaya yang dibunuh dan dibuang di jurang Pacet akan dikremasi di Adi Jasa Sabtu pekan ini. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Keluarga AN (21 tahun) mahasiswi perguruan tinggi swasta Surabaya yang meninggal dibunuh guru les musik, mengaku menemui pelaku saat korban hilang.

Ambar Kristina tante korban dan Ana Mariani ibu kandung AN, mengaku menemui pelaku R (41 tahun) pada 5 Mei 2023. Pertemuan itu dilakukan dua hari setelah AN pergi dari rumah. Dia pamit ujian di kampus. Tapi tak pernah kembali lagi.

“Awal-awal tanggal 5 datangin pelaku. Janjian ketemu di Penjaringan. Di kos-kosan,” jelas Ambar ditemui suarasurabaya.net di Adi Jasa, Kamis (8/6/2023).

Menurut Ambar, keluarga sempat curiga ketika melihat reaksi R gugup ditanya keberadaan AN.

“Waktu itu keluarga tanya apakah ia tahu keberadaan AN. Pelaku mencurigakan. Karena gugup. Badannya gerak semua. Tangan diputar-putar di baju. Kata pelaku, dia tidak tahu. Terakhir beretemu (AN) pada November 2022,” imbuhnya.

Ambar Kristina tante AN, mahasiswi Surabaya yang jenazahnya dibuang di jurang Pacet, Kamis (8/6/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Namun keluarga yang mendatangi R, hanya sekadar menindaklanjuti sejumlah informasi rekan AN tentang kemungkinan pelaku tahu keberadaan korban.

“Lapornya (ke polisi) bersamaan dengan bertemu pelaku. Saya sama mamanya menemui pelaku. Papanya lapor polisi,” terangnya lagi.

Kecurigaan keluarga terbukti, ketika Selasa (6/6/2023) mendapat kabar polisi menangkap R sebagai pelaku pembunuh AN.

Ana Mariani ibu kandung AN, mahasiswi Surabaya yang jenazahnya dibuang di jurang Pacet usai dibunuh guru les musik, Kamis (8/6/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Ana Mariani, ibu kandung korban yang diajak ke lokasi pembuangan jenazah AN di jurang Gajah Mungkur, Pacet, Mojokerto pada Rabu (7/6/2023) lalu, juga sempat bertemu pelaku. Namun tak ada permintaan maaf yang terucap. Pelaku justru tidak merasa bersalah.

“Dia (pelaku) itu seperti tidak ada takut. Gemetar juga tidak. Berani lihat saya. Seperti dari sorot mata. Kalau saudara saya ngomong, seperti psikopat,” ujarnya.

Sampai saat ini, keluarga belum tahu pasti motif R tega membunuh AN dan membuang jenazahnya dalam koper di jurang.

“Saya pancing (pelaku) mau cerita. Tapi yang diceritakan berbeda. Tidak bisa saya ungkap, nanti mengganggu penyelidikan,” katanya lagi.

Yang Ana ingat, dua minggu terakhir sebelum AN meninggalkan rumah pada 3 Mei 2023, korban sempat mencari-cari keberadaan STNK mobil Xpander milik kakaknya yang selalu dipakai.

“Yang saya tahu, dia mengincar mobil karena tanpa sepengetahuan anak saya mobil digadaikan. Anak saya nanya, dia marah, terus dibunuh,” jelasnya.

Ana sendiri tahu R adalah guru les ekstrakurikuler musik AN saat masih SMA. Meski tidak pernah komunikasi langsung dengan pelaku selama ini, tapi ia juga tak pernah menaruh curiga.

Selain R sudah beristri dan punya anak, hubungan pelaku dengan AN pun hanya sebatas guru dengan siswa. Jika beraktivitas dalam satu band musik pun, grup itu sudah bubar sejak AN kelas 3 SMA.

Ia juga tak tahu ada tidaknya hubungan lebih antara AN dengan R dari sekadar guru dan siswa.

“Saya malah sering goda dia, punya pacar apa belum. Katanya tidak punya. Dia anaknya suka cerita tentang teman,” tandasnya.

Sekadar diketahui, polisi sudah mengamankan pelaku dan barang bukti mobil yang sempat digadaikan R. Tapi belum diungkap jelas motif pembunuhan. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs