Jumat, 22 November 2024

Kelompok Separatis Terorisme Disebut Manfaatkan Warga saat Serang Anggota TNI

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Laksamana Yudo Margono Panglima TNI waktu jumpa pers di Base Ops Lanudal Juanda, Surabaya, Selasa (18/4/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Laksamana Yudo Margono Panglima TNI menyebut Kelompok Separatis Terorisme (KST) telah memanfaatkan anak-anak hingga ibu-ibu waktu menyerang anggotanya yang bertugas dalam operasi pembebasan Philips Max Marten Pilot Susi Air di kawasan Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).

Menurut keterangan anggota TNI di lokasi kejadian yang selamat waktu ditanyai Yudo, sejumlah masyarakat itu ikut menyerang para anggota berupa teriakan, tiupan peluit dan lainnya. Hal itu bertujuan untuk menakut-nakuti para prajurit.

Bersamaan dengan serangan masyarakat, para KST juga melancarkan tembakan yang mengarah ke prajurit hingga membuat mereka terpojok. Keberadaan masyarakat itu membuat para prajurit tak bisa berbuat banyak dalam membalas serangan.

Sebab Yudo selalu menginstruksikan anggotanya supaya mengedepankan kondusifitas wilayah selama menjalankan operasi penyelamatan. Namun di tengah jalan, pasukannya tiba-tiba dihadang dan diserang.

“Dalam perjalanannya (anggota) diadang dan kontak tembak dengan KST. Dalam kontak tembak itu mereka memanfaatkan masyarakat dan juga anak-anak untuk menyerbu,” kata Yudo waktu jumpa pers di Base Ops Lanudal Juanda, Surabaya, Selasa (18/4/2023).

Karena serangan itu, satu anggota bernama Pratu Miftahul Arifin Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT jatuh ke jurang sedalam 15 meter. Anggota lain pun berupaya untuk mengevakuasi korban yang jatuh ke jurang.

“Jadi medan di sana itu lembah dan bukit, lalu bawahnya sungai,” imbuh Yudo.

Namun saat proses evakuasi tersebut, para KST kembali melakukan tembakan. Ini membuat lima orang yang mencoba untuk mengevakusi tertembak. Tapi, Yudo sudah memastikan bahwa lima anggota itu selamat dan mendapat perawatan di Rumah Sakit.

Tak hanya itu, sebanyak empat prajurit juga dinyatakan hilang kontak. Pihak TNI bakal melakukan penelusuran untuk mencari anggota yang hilang sekaligus mengevakuasi jenazah Miftahul Arifin pada Rabu (19/4/2023) besok.

“Sampai saat ini, lima personel yang kena luka tembak tadi sudah dievakuasi ke Timika, saya sudah melihat sendiri kondisinya semuanya sehat, karena dari helikopter bisa jalan menuju ambulans untuk dilaksanakan perawatan di RS di Timika,” ujar dia.

Yudo mengatakan, pasukan yang selamat ini sudah kembali ke wilayah Mugi-Mam, Nduga. Sementara sebagin lainnya masih bertahan untuk evakuasi jenazah Miftahul dan mencari empat anggota yang masih hilang kontak.

Setelah peristiwa serangan ini, Yudo menyatakan bahwa kawasan Mugi-Mam, Kabupaten Nduga bakal dilakukan operasi siaga tempur darat dari yang sebelumnya hanya berstatus Operasi Pamrahwan.

“Kita tingkatkan siaga tempur. Walaupun sebenarnya di luar ini sudah terpatri naluri tempur, tapi kalau masuk ke wilayah siaga tempur mereka (anggota) lebih waspada tentunya dengan kondisi itu,” tegas Yudo.(wld/ihz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs