Jumat, 22 November 2024

Kadin Jatim Siap Berangkatkan Seribu Pelajar ke Jerman

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim saat membuka Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kadin Jatim yang digelar di Graha Kadin Jatim, Kamis (23/2/2023). Foto: Kadin Jatim

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur akan berangkatkan para mahasiswa dan lulusan SMK untuk belajar dan bekerja di Jerman, dalam rangka terus berupaya membukakan jaringan bagi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Timur.

Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim menjelaskan, Jerman dipilih karena program yang ditawarkan oleh pemerintah Jerman tidak hanya berfokus pada kesiapan SDM dalam bekerja, tetapi juga meningkatkan kualitas SDM lewat pemberian beasiswa untuk menempuh pendidikan S1 hingga S2.

“Jerman itu sama dengan Jepang, angka kelahiran sedikit. Sementara industrinya lebih banyak dibanding tenaga kerja. Nah, disana nanti mereka akan bisa belajar di universitas yang ditunjuk Kadin Jerman dan bekerja. Tiga hari bekerja, dua hari belajar,” ujar Adik, Kamis (23/2/2023).

Dalam keterangan resmi Kadin Jatim pada suarasurabaya.net, jika jatah untuk memberangkatkan pelajar seluruh Indonesia ke Jerman melalui Habibie Education Youth mencapai 2.000, maka Kadin Jatim menargetkan akan bisa memberangkatkan sekitar 500-1.000 pelajar.

“Peluang ini harus diambil agar SDM kita akan semakin berdaya saing. Terlebih disana mereka juga bisa bekerja. Sehingga saat pulang nanti, mereka tidak hanya membawa uang tetapi juga bisa membawa ijazah kelulusan dari Universitas Jerman. Kami dorong terus karena jumlah lapangan pekerjaan di Jatim tidak sebanding dengan lulusan dalam setiap tahunnya,” kata Adik.

Nana Saragih Founder Habibie Education Youth (HEY) mengatakan, untuk tempat tinggal dan pekerjaan, pihaknya yang akan mempersiapkan semuanya.

“Yang harus dipersiapkan hanya harus belajar bahasa Jerman selama 6 bulan di Kadin Institute untuk menyelesaikan 36 bab materi dalam bahasa Jerman hingga mereka miliki sertifikat keahlian bahasa Jerman, Goethe,” kata Nana.

Persyaratan untuk pergi ke Jerman nanti tidak akan sama dengan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

“Kalau TKI tidak perlu sertifikasi, tetapi kalau ingin kuliah maka pasti dibutuhkan. Misalnya, jika mau kuliah ke Amerika ya harus punya Toefl. Maka jika mau belajar ke Jerman ya harus punya Goethe,” katanya.

Untuk biaya persiapan seperti ujian Goethe, visa, pencarian tempat tinggal, kampus, penerjemah, dan sekolah kepribadian ditanggung sendiri, dengan perkiraan Rp35 juta.

“Itu sudah termasuk semuanya. Tetapi yang perlu diketahui adalah ketika mereka sudah sampai di sana, seluruh biaya gratis, mulai dari biaya hidup hingga belajar. Bahkan mereka akan mendapatkan upah,” katanya.

Untuk diketahui, program ini telah mulai dirintis sejak tahun 2017, sebelum Covid-19. Setiap tahunnya, HEY telah berhasil memberangkatkan sekitar 817 pelajar dari total kuota 2.000 per tahun. Tetapi pada tahun 2021 hanya mampu memberangkatkan 496 pelajar. Untuk itu, ia menggandeng Kadin Jatim.

“Karena Kadin Jatim adalah Kadin paling keren dan miliki Kadin Institute,” tegasnya.(abd/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs