Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama (Menag) mengimbau para jemaah tidak memaksakan untuk melaksanakan ibadah sunnah jelang puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Hal tersebut disampaikan Menag, saat mengecek kesiapan layanan di Arafah yang dilakukan oleh pihak Masyariq atau Muassasah, Selasa (20/6/2023) sore waktu Saudi.
“Terutama yang lansia agar tidak memaksakan ibadah-ibadah sunnah. Fokus saja pada ibadah wajib nanti di Arafah, Mina, Muzdalifah. Fokus disitu dan mempersiapkan diri dengan baik. Kita tahu kalau ibadah haji itu fisik yang disiapkan,” Ujar Yaqut menjawab pertanyaan suarasurabaya.net, di Arafah.
Menurutnya, jemaah juga harus menjaga kondisi fisik dan stamina mengingat suhu di Tanah Suci, terlebih saat puncak haji masih sangat panas.
“Tapi mudah-mudahan, tadi saya dapat kabar prakiraan cuaca nanti waktu kita Wukuf, turun suhunya. Jadi bisa turun 41 dari yang sebelumnya 50 derajat. Ini sudah makin turun, moga-moga benar ya, namanya juga prakiraan. InsyaAllah suhu segitu masih bersahabat,” jelas Gus Men sapaan akrabnya.
Sementara dalam peninjauan di Arafah itu, Menag menilai kesiapan sudah bagus. Seperti penambahan fasilitas toilet, dapur hingga pendingin ruangan di masing-masing tenda yang ditempati jemaah asal Indonesia.
“Ini baguslah, lebih luas (tendanya), lebih bersih dibanding sebelumnya. Alhamdulillah, mudah-mudahan jemaah kita bisa beribadah dengan baik. Toilet juga disiapkan untuk difabel,” ujarnya.
Sebagai informasi, nantinya jemaah calon haji Indonesia akan menempati 70 maktab ketika berada di Arafah. Ke-70 maktab itu dipersiapkan untuk jemaah yang akan melaksanakan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Setiap maktab berjumlah sekitar 3.000 jemaah. Setiap maktab disiapkan 40 toilet dan sekitar 10 kran untuk berwudhu.
Wukuf di Arafah dilakukan mulai tergelincir matahari pada 9 Zulhijah hingga terbit fajar pada 10 Zulhijah. Kemudian pada tanggal 9 Zulhijah, jemaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00.
Selanjutnya, jemaah haji kembali bergerak menuju Mina pada malam 10 Zulhijah. Sebab pada 10 Zulhijah, jemaah harus melaksanakan wajib haji, yakni jumratul Aqobah. Setelah itu kembali ke pemondokan atau tenda di Mina.
Kemudian pada 11 Zulhijah jemaah haji melaksanakan jumratul Ula, Wustha, Aqobah. Hal yang sama juga dilakukan pada 12 Zulhijah. (bin/bil)