Jumat, 22 November 2024

Jelang Libur Nataru, Dinkes Surabaya Minta Warga Belajar dari Pandemi Covid-19

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Masyarakat jepang menggunkan masker saat beraktivitas diluar rumah. Foto: Xinhua

Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang diprediksi akan diiringi mobilitas tinggi masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya meminta warga belajar dari pandemi Covid-19.

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, alarm peningkatan lagi jumlah kasus Covid-19 sudah muncul. Agar tetap terkendali, kondisi imunitas tubuh harus kuat. Caranya, minimal mengantongi vaksinasi booster kedua.

“Dengan adanya lonjakan kasus dari negara tetangga, Indonesia khususnya Kota Surabaya juga harus waspada dengan indikasi yang mengarah ke suspek Covid-19,” kata Nanik lewat keterangan resmi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo Kota Surabaya) pada Kamis (14/12/2023).

Kesadaran itu penting, termasuk menerapkan protokol kesehatan terutama dalam kerumunan atau keramaian, sebagai pembelajaran saat pandemi Covid-19.

“Harus ada kesadaran untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, khususnya dalam kondisi kerumunan atau keramaian. Harus konsisten dilakukan, pembelajaran dari Covid-19 kemarin,” ujarnya.

Hingga saat ini jumlah kasus Covid-19 di Surabaya masih terkendali. Dalam sepekan terakhir kasus harian mencapai 10 hingga 12 kasus. Mayoritas bergejala ringan dengan penyembuhan rawat jalan.

“Bahkan, secara imunitas, para pasien tersebut terbilang cukup baik yang dibuktikan dengan CT Value (Cycle Threshold Value) dengan rata-rata di atas 30,” kata Nanik.

Dinkes akan tetap melakukan monitoring dan evaluasi setiap minggu untuk memetakan potensi risiko di tiap wilayah.

“Rata-rata pasien terpapar sudah vaksin primer. Kemudian untuk rawat inap masih terkendali sampai dengan saat ini, tetapi kami tetap siaga dan waspada. Tiap minggu kami juga tetap melakukan monitoring dan evaluasi. Yakni, evaluasi terhadap potensi risiko di masing-masing wilayah juga tetap dilakukan,” terangnya.

Gejala yang dialami pasien hampir sama dengan sebelumnya, mengalami batuk, pilek, nyeri telan, demam, dan nyeri otot. Tapi, rata-rata herd immunity masyarakat sudah terbentuk lebih dari 70 persen.

Nanik minta masyarakat tidak boleh lengah terhadap risiko penularan, khususnya para pelaku perjalanan luar negeri.

“Itu sebetulnya adalah gejala khas yang ada pada penyakit ISPA atau Influenza. Tetapi ini menjadi bentuk kewaspadaan kita bersama, ketika ada gejala yang mengarah pada Covid-19, sebaiknya ke fasyankes untuk difasilitasi pemeriksaan PCR. Kita siap untuk melakukan pemeriksaan tersebut,” jelasnya.

Masyarakat diimbau tetap konsisten menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) atau protokol kesehatan, serta memastikan riwayat vaksinasi. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs