Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengimbau masyarakat Jawa Timur untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi pada 11-17 Februari 2023.
Bencana hidrometeorologi yang dimaksud adalah genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi.
Taufiq Hermawan Kepala Stasiun BMKG Juanda lewat keterangan tertulis mengatakan, berdasarkan analisis kondisi iklim, wilayah Jawa Timur saat ini masih berada pada puncak musim hujan dan kondisi dinamika atmosfernya masih signifikan.
“Terdapat potensi peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan,” ujar Taufiq melalui keterangan pers, Jumat (10/2/2023).
Hasil analisis dinamika atmosfer terkini wilayah Jawa Timur menunjukkan aktifnya La Nina lemah, gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) di Jawa Timur berdampak pada meningkatnya potensi curah hujan.
Adanya Siklon Tropis Freddy yang mengakibatkan terbentuknya daerah konvergensi atau pertemuan massa udara di wilayah Jawa Timur yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif.
Beberapa wilayah di Jawa Timur yang perlu mewaspadai cuaca ekstrem adalah Kabupaten Bangkalan, Kota Batu, Kota Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pamekasan, Kota Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kota Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sumenep.
Kemudian Kota Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri.(iss/faz)