Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS Jatim) mencatat inflasi gabungan delapan kota sebesar 6,47 persen secara year on year (YoY). Sedangkan tingkat inflasi month to month (MtM) sebesar 0,10 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,78.
Dadang Hardiwan Kepala BPS Jatim mengatakan, penyebab terjadinya inflasi secara MtM pada bulan Februari 2023 di masing-masing kota IHK di Jatim adalah komoditas beras dan bawang putih.
“Komoditas bawang putih menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di seluruh kota IHK di Jatim. Beras juga menjadi penyumbang inflasi di hampir seluruh kota IHK, kecuali Sumenep, serta bawang merah kecuali di Kediri,” ujar Dadang, Kamis (2/3/2023).
Dia mengatakan dari delapan kota IHK di Jatim, daerah yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kabupaten Jember sebesar 7,21 persen. Diikuti Sumenep sebesar 6,88 persen, Surabaya 6,63 persen, Banyuwangi 6,39 persen, Malang 5,97 persen, Madiun 5,70 persen, Kediri 5,55 persen, dan Probolinggo sebesar 5,36 persen.
“Inflasi terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan oleh sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Misalnya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,68 persen,” ucapnya.
Dadang melanjutkan, selain kelompok makanan/minuman dan tembakau, tingkat inflasi juga disebabkan oleh beberapa kelompok yang menunjukkan pengeluaran tertinggi.
Antara lain, kelompok transportasi sebesar 14,73 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 9,67 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,77 persen dan kelompok kesehatan sebesar 4,61 persen. (wld/bil/ipg)