Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil menurunkan angka kemiskinan secara signifikan dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19.
Tercatat, pada periode Maret 2021 hingga Maret 2023, jumlah penduduk miskin berkurang 383.920 orang. Dari 34 provinsi, jumlah penurunan itu menjadi yang paling tinggi.
Capaian itu, di periode yang sama disusul oleh Jawa Tengah dengan mengurangi angka kemiskinan sebanyak 318.250, Jawa Barat sebanyak 306.740, Lampung sebanyak 113.260, Sumatera Utara sebanyak 104.150, Sumatera Selatan 68.080, Jogjakarta 57.980 dan Banten 41.100.
“Alhamdulillah, di saat pandemi covid 19 berkat kerja keras kita semua Provinsi Jatim berhasil menurunkan angka kemiskinan terbanyak di Indonesia,” ucap Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim kepada suarasurabaya.net pada Senin (24/7/2023).
Berdasarkan data BPS yang diumumkan 17 Juli 2023, periode September 2022 hingga Maret 2023, persentase penduduk miskin Jawa Timur turun 0,14 persen poin dari 10,49 persen pada September 2022 menjadi 10,35 persen pada Maret 2023.
Ia mengaku, selain program yang digerakkan Pemprov Jatim untuk mengatasi kemiskinan, turunnya angka kemiskinan tersebut juga dipengaruhi sejumlah faktor.
Seperti pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2023 tumbuh sebesar 4,95 persen (yoy) dibandingkan dengan triwulan I tahun 2022, dan tumbuh sebesar 1,02 persen (qtoq) dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2022.
Selain itu, juga dipengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 4,33 persen, turun 0,48 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022 (4,81 persen) dan turun 1,16 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2022 (5,49 persen).
Sebelumnya Pemprov Jatim juga menginisiasi penghapusan kemiskinan ekstrem melalui pencairan bantuan produktif bagi keluarga miskin ekstrem di lima Kabupaten kantong kemiskinan. Setiap keluarga mendapatkan bantuan Rp1.500.000 yang digunakan sebagai modal usaha produktif.
Penurunan kemiskinan itu, kata dia, juga didorong oleh peningkatan pendapatan penduduk miskin melalui usaha produktif yang didukung permodalan UMKM.
Pangsa kredit UMKM terhadap total penyaluran kredit di Jatim mengalami peningkatan sejak 2021. Yakni, hingga triwulan I 2023 meningkat sebesar 31,93 persen dibandingkan triwulan sebelumnya 31,64 persen.
Lebih lanjut, ada juga penyaluran BLT Dana Desa 2023 per-Maret 2023 yang disalurkan kepada 163.669 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan penyaluran PKH triwulan 1 tahun 2023 mencapai 99,12 persen atau sebesar 1.554.312 keluarga penerima manfaat dari total target 1.566.750 keluarga penerima manfaat.
Ia menambahkan bahwa penurunan kemiskinan juga seiring dengan adanya peningkatan status kemandirian desa dari tahun 2021 sebesar 697 Desa Mandiri menjadi 1.490 Desa Mandiri di tahun 2022, atau meningkat 113,77 persen.
“Peningkatan desa mandiri itu juga merupakan capaian tertinggi secara nasional, bahkan di 2023 ini kita targetkan naik diatas 2.500 Desa Mandiri, saya yakin ini InsyaAllah akan terwujud, bahkan melampaui,” pungkasnya. (ris/saf/ham)