Indonesia saat ini tengah memperkuat peranannya di ASEAN, melalui pertemuan The 44th Meeting of the High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration and Related Meetings guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat dan merata.
Melansir Antara, Edi Prio Pambudi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, mengatakan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan tingkat tinggi untuk menghasilkan rekomendasi terkait pilar ekonomi yang nantinya akan disampaikan kepada level kepala negara/kepala pemerintahan dalam KTT ASEAN yang akan digelar di Jakarta pada bulan September 2023.
“Tentu tidak akan berhenti pada rekomendasi, tetapi yang utama adalah bagaimana nanti menindaklanjuti rekomendasi ini agar Keketuaan ASEAN tahun ini yang dipegang di Indonesia, sebelum berpindah ke negara selanjutnya yaitu Laos, itu bisa tercapai, bisa menghasilkan hasil-hasil yang konkret yang bisa dirasakan sampai ke tingkat masyarakat,” kata Edi dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Edi mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut, dibahas juga isu-isu terbaru terkait dengan kerangka kerja ekonomi biru, upaya untuk mengurangi emisi karbon dalam strategi netralitas karbon, dan berbagai isu penting lainnya, termasuk masalah kendaraan listrik.
Dalam pembahasannya terkait kerangka ekonomi biru atau ekonomi yang berbasis pada sumber daya air, Edi menyampaikan bahwa tidak hanya berlaku kepada negara yang mempunyai laut, tetapi juga negara yang mempunyai sungai dan lainnya.
“Maka dari itu juga dibahas bagaimana menggali potensi-potensi ekonomi di negara-negara ini yang berbasis pada sumber daya air bisa dioptimalkan sebagai sumber energi baru atau sumber ekonomi baru. Nah, inilah yang kemudian tadi diusulkan supaya nanti semua negara ASEAN bisa mendukung. Karena kita tahu, ASEAN ini ada kelompok negara yang basisnya kepulauan, tapi ada juga negara yang basisnya seperti benua. Nah ini yang kemudian dihubungkan,” ujarnya.
Gelaran The 44th Meeting of the High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration and Related Meetings tersebut dihadiri oleh 72 delegasi dari 11 negara, termasuk Timor-Leste sebagai observer dan ASEAN Secretariat.
“Kita menyamakan pandangan agar kerja sama tersebut bermanfaat tidak hanya untuk satu negara, dua negara, tapi semua merasakan itu. Sehingga kita menginginkan ada pembaharuan di dalam ASEAN, bisa menjadi lebih produktif dan efisien. Jadi itu yang kita hasilkan. Dan saya kira ini tadi ada beberapa capaian yang sangat penting yang sifatnya baru untuk diangkat di Keketuaan ASEAN tahun ini,” pungkasnya. (ant/dvn/iss)