Hasto Wardoyo Kepala BKKBN Indonesia menyampaikan prevalensi stunting di Indonesia masih belum mencapai angka yang aman.
Menurut data yang dia paparkan, angka stunting secara nasional mencapai 21,6 persen.
Jumlah itu masih belum mencapai standar organisasi kesehatan WHO yaitu di bawah 20 persen. Oleh sebab itu, Hasto mengingatkan pentingnya mencapai target penurunan stunting 14 persen pada 2024 sesuai arahan Joko Widodo Presiden.
“Target penurunan 14 persen harus kita capai. Karena pada 2045, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Di mana sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif,” kata Hasto di Sumenep, Madura, kepada Suara Surabaya, Selasa (18/7/2023).
Hasto menjelaskan, ada tiga ciri-ciri anak stunting, antara lain rendah kecerdasan kurang tinggi dan tidak sehat. Kalau target menurunkan stunting ini gagal, maka akan memengaruhi misi indonesia untuk menciptakan generasi emas pada 2045.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengutarakan, perlu adanya kolaborasi dengan sejumlah pihak untuk mencapai target penurunan angka stunting, baik secara nasional maupun setiap provinsi.
“Dari Baznas akan hadir untuk membersamai program jajaran angkatan laut di Sumenep. IKA Unair juga banyak memberikan program layanan kesehatan baik di sumenep maupun di (pulau) masalembu,” ujar Khofifah.
Tidak cukup hanya dengan kolaborasi saja, Gubenur Jatim itu berpesan supaya program penurunan angka stunting semacam Keluarga Keren Bebas Stunting bisa direplikasi di sejumlah wilayah untuk memaksimalkan taraf hidup sehat masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Laksamana TNI Muhammad Ali Kepala Staf Angkatan Laut bilang pihaknya akan melibatkan unsur KRI untuk menjangkau daerah-daerah pulau terpencil dan terluar.
Upaya ini juga termasuk dalam rangkaian program Keluarga Keren Bebas Stunting yang diselenggarakan di Kabupaten Sumenep Madura. Kata Ali, intervensi melibatkan armada kapal untuk menyalurkan bantuan stunting itu juga dilakukan di 14 Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) di Indonesia.
“Itu untuk menjangkau daerah-daerah pulau terpencil dan terluar dalam menyalurkan bantuan permakanan dan obat-obat kesehatan kepada anak dan ibu hamil,” ucapnya.
Sebagai informasi, hari ini TNI AL bersama BKKBN berkolaborasi menggelar program Keluarga Keren Bebas Stunting di Pendopo Kabupaten Sumenep, Madura.
Sementara, kata Achmad Fauzi Bupati Sumenep, angka stunting di wilayahnya mengalami penurunan secara signifikan dari tahun kemarin.
“Sumenep tahun sebelumnya (stunting) 29 persen, dan tahun ini turun 21,6 persen. Jadi memang ibu-ibu hamil menjadi perhatian kita melalui berbagai program untuk menekan stunting,” tuturnya.(wld/bnt/iss)