Pertemuan bilateral antara Joe Biden Presiden AS dan Joko Widodo Presiden di Gedung Putih pekan lalu (13/11/2023), menandakan momen bersejarah, khususnya untuk peningkatan kemitraan strategis di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Didampingi Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kedua presiden membahas komitmen Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengan the Smithsonian’s National Museum of Asian Art untuk turut mendukung upaya pemulihan Museum Nasional Indonesia (MNI) pasca kebakaran pada bulan September lalu.
Program pemulihan MNI direncanakan turut melibatkan ahli konservasi asal AS yang akan berkolaborasi dengan tim ahli di Indonesia.
Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI menjelaskan, perwakilan dari Tracing Patterns Foundation dari AS telah mengunjungi Museum Nasional Indonesia dan akan melakukan diskusi serta koordinasi bersama dengan Tim Penanganan Unit Museum Nasional, khususnya mengenai manajemen koleksi pasca-bencana.
“Kunjungan ini merupakan survei singkat, membuka jalan bagi kerja sama dan kolaborasi yang lebih luas antara tim ahli Indonesia bersama dengan tim Tracing Patterns Foundation pada tahun mendatang,” ungkap Hilmar dalam keterangannya, Rabu (22/11/2023).
Tracing Patterns Foundation adalah sebuah komunitas akademisi dan para ahli internasional yang berkontribusi dalam membangun sebuah kumpulan penelitian tentang praktik tradisional yang terkait dengan serat dan tekstil di seluruh dunia.
Kunjungan dan perencanaan kerja sama bersama dengan Tim Tracing Patterns Foundation ini sejalan juga dengan nota kesepahaman (MoU) dengan National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution pada awal bulan November ini. Di mana MoU dengan lembaga permuseuman ternama dunia tersebut akan banyak memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM dan pertukaran pengetahuan.
“Kedua program kolaborasi ini turut dibahas pada pertemuan antar presiden. Tujuannya adalah untuk peningkatan SDM permuseuman dan pertukaran pengetahuan atau knowledge transfer. Indonesia dapat meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam praktik-praktik pengelolaan museum, seperti peningkatan kapasitas dan kualitas praktik museum serta kolaborasi penelitian dan pameran. Di sisi lain, AS juga akan meningkatkan pemahamannya terhadap wawasan sejarah dan budaya Indo-Pasifik, khususnya Indonesia,” tutup Hilmar Farid.
Komitmen antara Indonesia dan AS ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya yang lebih berkelanjutan.(faz/iss)