Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menyatakan bahwa hujan deras yang terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur menyebabkan dua wilayah mengalami bencana banjir.
Sadono Irawan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang mengatakan, banjir terjadi di beberapa dusun pada Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Kecamatan Ampelgading, pada Jumat (7/7/2023).
“Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi sejak Kamis (6/7/2023) kemarin, mengakibatkan luapan air, banjir dilaporkan terjadi mulai pukul 07.30 WIB,” kata Sadono, dilansir Antara.
Sadono menjelaskan, banjir terjadi di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan di Desa Lebakharjo, pada Dusun Sukomaju dan Dusun Krajan, Kecamatan Ampelgading akibat hujan dengan intensitas tinggi.
Menurutnya, banjir yang terjadi itu dipicu karena meluapnya Sungai Penguluran di Desa Tegalrejo. Luapan air sungai tersebut, menyebabkan banjir di Desa Sitiarjo dan berdampak terhadap sejumlah keluarga.
“Ada kurang lebih 22 rumah terdampak,” katanya.
Sadono menambahkan, selain menyebabkan puluhan rumah terdampak, banjir tersebut juga mengakibatkan akses jalan dari Kabupaten Malang menuju Pantai Sendangbiru, akses Jalan Sitiarjo menuju Kecamatan Gedangan terendam air.
“Ketinggian air berkisar mulai 30 centimeter hingga satu meter,” imbuhnya.
Ia memastikan, tidak ada korban jiwa akibat banjir luapan yang terjadi di Kecamatan Sumbermanjing Wetan tersebut. Akan tetapi, petugas mengalami beberapa kendala karena adanya pemadaman listrik, kesulitan akses komunikasi dan sejumlah akses jalan masih tergenang air.
“Tidak ada korban jiwa, luka maupun yang mengungsi. Namun ada kendala seperti adanya pemadaman listrik, sinyal telepon juga. Selain itu beberapa akses jalan juga masih tergenang,” ujarnya.
Saat ini, banjir luapan tersebut dilaporkan sudah mulai berangsur surut namun hujan masih mengguyur wilayah tersebut dengan intensitas ringan hingga sedang. Tim gabungan BPBD Kabupaten Malang terus melakukan pemantauan perkembangan situasi debit air.
“Sementara untuk di Kecamatan Ampelgading, masih dilakukan pendataan oleh tim di lapangan,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan laporan adanya potensi cuaca ekstrem akibat gangguan atmosfer di wilayah Jawa Timur. Jawa Timur berada pada musim kemarau dengan pola angin dominan dari arah Timur hingga Tenggara.
Namun, adanya gangguan pada atmosfer menyebabkan peningkatan potensi terjadinya cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan aktifnya gangguan atmosfer Madden Julian Oscilation (MJO), gelombang atmosfer Ekuatorial Kelvin dan gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby.
Kondisi tersebut mengakibatkan potensi peningkatan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada periode 7-13 Juli 2023 mendatang. (ant/fra/iss)