Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menambah jumlah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap Balai RW sesuai jumlah RT. Hal ini sebagai respon atas banyaknya kejadian kebakaran sejak awal tahun 2023.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, penyediaan APAR di setiap Balai RW itu untuk penanganan awal kebakaran oleh warga.
“Setiap Balai RW ada APAR, tetapi kami nanti cek lagi berapa Balai RW yang sudah terpenuhi APAR dan mana yang belum terpenuhi. Jumlahnya menyesuaikan, bisa tujuh, bisa berapa tergantung berapa RT,” kata Eri, Sabtu (19/8/2023).
Tujuannya, pemadaman awal bisa dilakukan masyarakat sebelum petugas datang agar api tak cepat meluas.
“RW bisa langsung menggunakan APAR sambil menunggu kedatangan mobil PMK, jadi ada percepatan penanganan,” ujarnya.
Sebagai upaya maksimalisasi operasional APAR, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya terus melakukan penyuluhan bersama Kader Surabaya Hebat (KSH) dan Keluarga Siaga Kebakaran (Madagaskar) yang ada di wilayah RW.
“Setiap Balai RW ada Madagaskar, makanya kebakaran di surabaya cepat mati apinya,” ucapnya.
Sementara Dedik Irianto Kepala DPKP Kota Surabaya mengatakan pengadaan APAR di masing-masing Balai RW dilakukan melalui dana kelurahan.
“Jadi untuk APAR melalui anggaran dana kelurahan, jadi mereka sudah banyak yang pengadaan,” katanya.
Dedik menyebut warga harus memaksimalkan keberadaan APAR untuk mempercepat proses penanganan kebakaran. Waktu krusial pertumbuhan api, lanjutnya, terjadi di empat menit pertama.
“Fase pertumbuhan api empat menit pertama karena di waktu itu fase awalnya, respon time kami tujuh menit. Jadi kalau ada kejadian kebakaran tinggal dipergunakan dan jika habis isinya kami yang isi ulang,” ujar dia.
Dedik turut mengimbau warga bisa secepatnya menghubungi layanan Command Center 112 apabila mengetahui kemunculan api di wilayahnya.
“Segera hubungi 112 dan layanan kami gratis, karena terkadang masih ada warga yang merasa kalau apinya masih kecil terus panggil PMK mereka khawatir bayar, padahal layanan kami gratis,” tuturnya.
Berdasarkan data DPKP Surabaya, ada 315 kejadian kebakaran selama periode Januari-Agustus 2023. Paling banyak berturut-turut non bangunan, bangunan, dan kendaraan.
“Sebanyak 244 kebakaran non bangunan berupa alang-alang, sampah, dan lain-lain. Sementara 63 bangunan berupa perumahan, industri, umum dan dagang, serta delapan kendaraan,” tandasnya. (lta/bil/iss)