Jumat, 22 November 2024

Guru MI di Surabaya Diduga Lecehkan Siswi dengan Modus Pelajaran Indra Perasa

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
AHR kepala sekolah salah satu Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) di Surabaya saat menunjukkan surat pemecatan oknum guru yang diduga lecehkan siswi, Rabu (22/2/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Seorang oknum guru laki-laki pengajar Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta di Surabaya diduga melecehkan siswinya dengan alat kelamin.

Modusnya, pelaku minta murid merasakan sejumlah sayuran timun, terong, dan wortel dengan materi pelajaran indra perasa.

Aksi itu diketahui, usai D orang tua korban melaporkan ke AHR kepala sekolah MIS yang terletak di Tambaksari, Kota Surabaya itu. Saat itu V, putrinya yang duduk di bangku kelas 4 MIS itu menjadi salah satu korban dugaan pelecehan.

A (32 tahun) oknum guru sekaligus wali kelas 4 tersebut memberi materi pelajaran dengan semi permainan.

“Jadi pakai stipo (penghapus cair) dibenda-bendi (digilir) ke (siswi). (Ketika) guru bilang stop, (dilihat) siapa yang dapat. Ada V, N, dan S,” kata AHR dikonfirmasi suarasurabaya.net, Rabu (22/2/2023).

Ketiga siswi yang mendapat benda bergilir, dibawa ke ruangan terpisah satu per satu. A menutup mata muridnya menggunakan hasduk yang dipakai setiap murid. Ia juga mengikat tangan muridnya.

Aksi pelecehannya dimulai ketika murid diminta merasakan sejumlah sayuran seperti timun, wortel, terong, dan bentuk serupa lainnya. Saat itu diduga A juga memasukkan alat kelaminnya ke mulut siswi.

“Setelah dibawa ke ruangan itu matanya ditutup pakai hasduk, karena kejadiannya Sabtu tanggal 11 Februari 2023. Terus tangannya (juga) diikat pakai hasduk. Sama oknum guru suruh merasakan buah apa, sayur apa, sambil matanya tertutup,” jelasnya.

Dari pengakuan V ke ibunya, ia sempat mengintip sang guru membetulkan sabuk dan celana yang dipakai usai melakukan pelecehan.

Kronologi itu baru diketahui usai tiga orang tua korban melayangkan protes ke pihak sekolah pada Senin (13/2/2023). Kepala sekolah tidak menyangka satu-satunya guru laki-laki dari total 12 pengajar di sekolah swasta itu tega melecehkan siswinya.

Terlebih, aksi itu dilakukan di ruangan yang biasa dipakai para guru melaksanakan salat duha.

“Ruangan itu bukan gudang. Ruangan bersih biasa dipakai guru-guru salat duha, kemudian makan juga,” imbuhnya.

Mendengar aduan dari ketiga wali murid, AHR mengaku kecewa bahkan sempat emosi dan langsung memanggil A, oknum guru yang bersangkutan.

“Habis itu saya panggil (A), saya tanya ada pelajaran gini-gini (indra perasa) ta, dijawab ada. (Saya tanya lagi) terus pakai apa. (A menjawab) pakai timun. (Saya minta) mana timunnya. (Dia jawab) ada di tas. Saya suruh bawa sini. Diambilah timun itu diwadahi kresek, (ternyata) kok cuma timun, katanya ada wortel, terong, (dan sebagainya) dia jawab tiap hari diganti. (Dalam hati saya) kok telaten kapan nang pasar e (kok telaten, kapan ke pasarnya),” terangnya.

Tak banyak yang bisa dijelaskan oleh A, laki-laki beringas itu hanya tertunduk dan suaranya sudah parau. Sambil terbata-bata, A hanya bisa minta maaf pada AHR kepala sekolahnya.

Mendengar penyesalan itu, AHR tetap berniat memberhentikan A. Semua dokumen dan tugas-tugas yang selama ini dipercayakan pada A selama empat tahun terakhir ia mengabdi di MIS tersebut, diambil alih.

“Saya langsung kepikiran, guru laki-laki yang saya pasrahi tugas, jadi file-file sekolah saya minta disiapkan karena punya rencana pemberhentian, karena sudah menghebohkan,” tambahnya.

Dua hari setelah pemanggilan, Rabu (15/2/2023) A resmi dipecat.

“Tanggal 16-nya, Kamis, wali murid ke sini demo ada banyak tidak hanya tiga tadi. Saya bilang sudah diberhentikan. Kalau mau lanjut proses hukum (itu) di luar ranah saya. Saya sudah tegur lisan, tertulis, surat peringatan kesatu, kedua, ketiga. (Lalu wali murid bilang) oke pak, kalau gitu saya izin lapor ke kepolisian. Saya tidak tahu berapa korbannya, yang jelas ke sini cuma tiga (orang tua korban),” jelasnya.

Selama ini, A dikenal para guru sebagai pengajar yang saleh, rajin salat duha, dan dekat dengan murid-murid.

“Habis jam 12 siang selesai ngajar dia ga langsung pulang tapi mengajar les ke rumah murid-murid dekat sini juga. Keseharian juga sering salat Duha, apalagi dia orang Sedayu Gresik kan terkenal kalangan santri,” tambahnya.

Saat ini para korban sudah dalam pendampingan trauma dari dinas terkait.

Terpisah, Ipda Tri Wulandari Kanit PPA Polrestabes Surabaya membenarkan kasus ini sudah dilaporkan 16 Februari 2023. Hingga kini belum ada penetapan tersangka.

“Masih penyelidikan. Laporan polisi (LP) baru kita terima,” ujarnya.(lta/dfn/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs