Pasangan asal Indonesia yang berada di ambang hipotermia harus menelepon polisi setempat dan berkomunikasi melalui Google Translate untuk meminta bantuan di dekat Puncak Utara Gunung Qilai, Rabu (25/1/2023) pagi.
Dilansir Taiwan News, pasangan tersebut mencoba turun dari puncak namun tertunda karena cuaca yang buruk. Kemudian, mereka memutuskan untuk mendirikan tenda agar tetap hangat. Namun, karena angin musim dingin yang cukup kuat untuk membawa salju ke beberapa pegunungan Taiwan utara, suhu di Gunung Qilai turun hingga serendah 2,9 derajat Celcius.
Tidak dapat menahan hawa dingin, pasangan tersebut menelepon polisi sekitar tengah malam dan mengatakan bahwa mereka sedang “mendaki”, “dingin”, dan “tidak punya tempat tinggal”. Pihak kepolisian Hehuan bisa mengidentifikasi bahwa aksen yang dipakai pasangan tersebut adalah aksen Indonesia. Meski begitu, kedua pihak sulit memahami satu sama lain.
Pasangan tersebut hampir menyerah untuk memberitahu polisi lokasi mereka karena perbedaan bahasa.
Mengingat suhu di kantor polisi yang terletak di ketinggian 2.375 meter mencapai 5 derajat celcius, petugas khawatir pada pasangan tersebut karena suhu bisa lebih dingin di area Songsyue Lodge yang memiliki ketinggian 3.150 meter. Oleh karena itu, kepala polisi memutuskan untuk melakukan pencarian.
Polisi gagal menemukan pasangan itu di sekitar Songsyue Lodge. Kemudian, mereka menelepon dengan sambil membacakan Google Translate, “Apakah Anda berada di ujung jalan Gunung Qilai?” dalam bahasa Indonesia. Pasangan itu dengan cepat menjawab “ya”, yang akhirnya membantu polisi menemukan dan menyelamatkan mereka.
Setelah membawa pasangan itu kembali ke kantor polisi dan memberi mereka teh panas untuk menghangatkan diri, polisi mengetahui bahwa pasangan itu sering mendaki puncak Hehuanshan dan memiliki tingkat keterampilan mendaki tertentu.
Meskipun telah dilengkapi dengan keterampilan mendaki, pasangan tersebut tidak mengantisipasi suhu bisa turun dengan cepat.(ihz/rst)