Rusia mengakhiri gencatan senjata yang dinyatakannya secara sepihak saat Natal di Ukraina, dan menyatakan akan melanjutkan pertempuran sampai menang atas negara tetangganya itu.
Setelah gencatan senjata dihentikan, Rusia melancarkan pengeboman di Ukraina timur hingga menewaskan satu orang, kata beberapa pejabat setempat, Minggu (8/1/2023), seperti dilaporkan Antara.
Pemberlakuan gencatan senjata sepihak itu merupakan perintah dari Vladimir Putin Presiden Rusia.
Putin pada Jumat (6/1/2023) memerintahkan agar pertempuran dihentikan selama 36 jam di medan perang guna memberi kesempatan kepada masyarakat Rusia dan Ukraina merayakan Hari Natal Ortodoks, yang jatuh pada Sabtu (7/1/2023) lalu.
Ukraina sendiri menolak melakukan gencatan senjata. Serentetan tembakan terjadi di sepanjang garis depan pertempuran.
Seorang pria berusia 50 tahun tewas di wilayah Kharkiv, Ukraina timur laut, akibat bombardemen Rusia, kata Oleh Sinehubov Gubernur Kharkiv di aplikasi perpesanan Telegram. Kabar soal insiden itu muncul beberapa menit setelah tengah malam di Moskow.
Sebagian besar masyarakat Ukraina penganut Kristen Ortodoks biasanya merayakan Hari Natal pada 7 Januari, demikian pula para penganut Kristen Ortodoks di Rusia.
Kremlin, kantor presiden Rusia, mengatakan Moskow akan melanjutkan gerakan yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina.
Pemerintah Ukraina beserta negara-negara Barat sekutunya menyebut operasi itu sebagai agresi Rusia untuk menguasai wilayah.
“Tugas yang ditetapkan oleh presiden (Putin) untuk melakukan operasi militer khusus akan dipenuhi,” kata Sergei Kiriyenko wakil kepala staf Putin.
“Dan tentunya akan menang,” pungkasnya.(ant/dfn/iss)