Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) menjadi tuan rumah kongres ahli bedah saraf dunia, Second World Congress of Young Neurosurgeon (ACNS-YNS) di Surabaya.
Dokter Asra Al Fauzi pakar bedah saraf FK Unair sekaligus ketua panitia menyebut, serangkaian lokakarya selama lima hari pada 28 Juli hingga 1 Agustus 2023. Tujuannya meningkatkan kompetensi para dokter bedah saraf dan spesialis terkait.
“Karena cepatnya perkembangan ilmu dan teknik, maka untuk membantu mereka (dokter ahli bedah saraf) cepat mengikuti perkembangan, ada kongres seperti ini. Dan pelatihan macam-macam, agar mereka bisa cepat mengikuti perkembangan teknologi yang sangat maju,” bebernya dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net pada Senin (31/7/2023).
Peningkatan kompetensi ini penting, lanjutnya, karena kemampuan pengoperasian alat atau kecanggihan teknologi di semua daerah di Indonesia belum merata. Sehingga, sering kali penumpukan pasien terjadi di rumah sakit besar yang ada di pusat kota.
“Kegiatan ini akan meningkatkan skill. Pesertanya dari semua pelosok Indonesia, bahkan beberapa negara di Asia,” imbuhnya.
Sementara itu, lanjut Dokter Asra, tiga penyakit dengan kematian paling tinggi berkaitan dengan saraf.
“Saraf itu tiga penyakit terbanyak kanker, jantung, dan stroke itu angka kematian paling tinggi. Naik tajam di atas 100 persen sejak 4-5 tahun lalu,” tegasnya.
Harapannya, ke depan, selain penderita atau pasien bisa sadar untuk datang ke rumah sakit cepat setelah tahu gejala, dokter di rumah sakit pun bisa melakukan tindakan cepat tanpa menunggu rujukan.
Atas kongres ini, Prof Dokter Joni Wahyuhadi Direktur Utama RSUD Dr. Soetomo berharap terus tercipta generasi ahli bedah saraf terbaik.
“Acara ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk memperlihatkan inovasi terbaru, tapi juga akan membentuk generasi mendatang pemimpin dalam bidang bedah saraf. Bersama-sama kami akan menjelajahi horison baru dan membentuk masa depan bidang kami,” tandas Joni.
Sebagai informasi, kongres ini diikuti 251 peserta dari dalam dan luar negeri serta 95 pembicara. 30 di antaranya berasal dari 15 negara. (lta/saf/iss)