Pengurus Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menggelar serangkaian kegiatan “Festival Ramadan Genzi” setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu hingga 26 April 2023 mendatang.
Helmy M. Noor Humas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya mengatakan bahwa festival ini merupakan ruang untuk generasi Z (Gen Z) mengembangkan bakat.
“Karena kita tidak bisa memungkiri bahwa memang dunia mereka adalah dunia yang seneng update, foto-fotoan. Yang penting bagaimana tahap pertama mereka suka ke masjid. Kalau sudah cinta masjid, nanti mereka akan menyenangi program-program yang dilaksanakan oleh masjid,” jelasnya pada Minggu (26/3/2023).
Kemudian, pihaknya ingin menjadikan generasi Z sebuah spirit baru pengembangan dakwah berbasis digital.
Helmy menambahkan, bahwa tren saat ini memang berbasis Gen Z, sehingga pihaknya akan merangkul Gen Z dalam kegiatan-kegiatan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya selanjutnya.
“Nanti di 10 malam terakhir kan banyak itu warga yang salat tengah malam, nah nanti kita buka recruitment volunteer generasi Z untuk membantu warga yang beribadah di 10 malam terakhir,” terangnya
Di samping itu, Helmy berharap ke depannya Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya tidak hanya menjadi pusat ibadah saja, tapi juga bisa menjadi pusat entrepreneur, ekonomi, budaya.
“Makanya, nanti kami siapkan ruang untuk menjadi panggung ekspresi anak-anak muda islami. Mereka punya bakat nasyid ya di sini, mereka punya bakat berpatrol ya di sini, mereka mau demo produk hasil inovasi ya di sini,” jelasnya
Ia menambahkan, bahwa antusiasme masyarakat cukup tinggi selama Festival Ramadhan Genzi berlangsung.
Pada lomba Hadrah Al-Banjari misalnya, ia menjelaskan, selama lomba berlangsung sejak Sabtu (25/3/2023), semakin petang antusiasme masyarakat semakin meningkat.
“Kalau malam itu sangat ramai, tambah sore tambah banyak biasanya,” ungkapnya.
Tidak hanya penonton, pada gelaran pertama Festival Ramadhan Genzi ini banyak masyarakat dari berbagai daerah yang mendaftar lomba.
Salah satunya yakni Andika Firmansyah, penabuh tim banjari Qohwatul Lail mengaku mendapatkan info lomba dari mulut ke mulut.
“Dapat kabar dari teman terus dikasih pamflet lombanya,” kata pria yang juga biasa dipanggil Dika itu.
Untuk menghadapi lomba ini, ia menambahkan, tim Qohwatul Lail lebih fokus mematangkan dari sisi vokal agar lebih totalitas.
“Kalau latihan rutin, kadang seminggu dua kali, kadang seminggu sekali. Kalau lomba gini, latihannya dipastikan. Misal, kalau lombanya kurang dua bulan lagi ya kita pastikan bikin jadwal. Biasanya kalau kurang seminggu kita gas terus latihannya, pas kurang 4 hari kita istirahat,” papar Dika.
Pria yang sudah aktif mengikuti banjari sejak kelas 2 SMP tersebut menyatakan, bahwa timnya tidak memasang target yang tinggi di lomba Hadrah Al Banjari ini.
“Target pasti ada, tapi gak prioritas. Yang penting kita tampil, kita punya pengalaman, dan bisa mengambil ilmu dari grup-grup lain yang lebih pengalaman dari kita,” tuturnya.
Dika mengharapkan, dengan adanya lomba-lomba seperti ini bisa membuat grup banjari Qohwatul Lail tetap istiqomah dan bisa terus berkembang.
Senada, Anjung Sasono penasehat grup banjari Tambak Badar menyatakan bahwa grup banjarinya tidak memasang target apapun di lomba kali ini.
“Gak ada target apa-apa sih, untuk juara tidak terlalu menarget. Tetapi yang penting kita menyambung silaturahmi dengan pecinta shalawat dari seluruh Jawa Timur,” katanya
Terkait dengan adanya “Festival Ramadhan Genzi 2023”, Anjung berharap grup banjari Tambak Badar ke depannya akan lebih baik apapun hasil yang nantinya didapatkan.
“Jangan sampai merasa puas diri, ketika lomba harus selalu tampil maksimal,” pungkasnya.
Dalam pantauan suarasurabaya.net, lomba Hadrah Al-Banjari di hari kedua pada Minggu (26/3/2023) sore, antusiasme penonton memang tinggi.
Terlihat warga memenuhi halaman Taman Asmaul Husna Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Salah satunya, Arya, warga Sepanjang mengaku menonton lomba ini karena ingin mengisi waktu sambil mencari hiburan sebelum berbuka puasa.
Ia mengaku telah datang di Masjid Nasional Al-Akbar dari siang hari sembari jalan-jalan.
Terkait dengan Festival Ramadhan Genzi, menurutnya, kegiatan-kegiatan islami seperti ini memang dibutuhkan masyarakat dan generasi muda.
“Surabaya butuh acara-acara kaya gini, karena banjari dan hadrah harusnya lebih seru dari konser-konser. Apalagi saat ini ramadan. Kalau bisa ada konser hadrah, malah apik,” pungkas Arya.(ihz/iss)