Fenomena hujan es disertai angin kencang, pada Senin (20/3/2023) sore, melanda beberapa titik di Kota Surabaya bagian barat.
Beberapa laporan pendengar Radio Suara Surabaya (SS), menyebut fenomena tersebut terjadi dalam kurun waktu sekitar pukul 14.45-15.00 WIB, di Kecamatan Tandes dam Benowo.
“Sore SS, saya lewat di Wisma Tengger Manukan (Kecamatan Tandes) ada hujan es batu kecil-kecil campur air. Depan Bank Jatim sebelah SMA 11 Surabaya juga ada rombong rubuh kena angin,” tulis Atik Solehatu Marifah pendengar SS dalam sebuah kiriman video.
Sedangkan dalam video yang dikirim Rio Afan Fidianto pendengar SS lainnya yang melintas di kawasan Manukan, tampak jarak pandang juga terbatas akibat fenomena hujan es tersebut.
Adapun Rochman Wahyudi pendengar SS juga mengabarkan, hujan es terjadi di kawasan Sememi, Kecamatan Benowo. “Alhamdulillah udan air campur butiran es di perumahan UKA, sememi,” ungkapnya dalam sebuah video.
Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menyejelaskan kalau hujan es tersebut merupakan salah satu fenomena yang wajar terjadi di pancaroba, atau masa peralihan musim.
“Masyarakat tidak perlu khawatir atau cemas berlebihan. Fenomena hujan es wajar terjadi selama masa pancaroba, tidak ada anomali cuaca khusus,” ujar Ary Pulung Forecaster BMKG Juanda saat dikonfirmasi suarasurabaya.net.
Ary menambahkan, hasil pantauan BMKG fenomena hujan es di Kota Pahlawan pada Senin sore, memang hanya terjadi di sekitaran kawasan Surabaya Barat, seperti Kecamatan Tandes dan Benowo.
Pemicunya, awan konvektif atau awan yang dihasilkan proses konveksi akibat pemanasan radiasi surya di kawasan tersebut cukup tinggi yakni lebih dari delapan kilometer. Nilai reflektifitas pada citra radar CMAX berkisar antara 60-65 dBZ.
“Suhu puncak awan yang sangat rendah, terlihat pada citra satelit Himawari produk Enchanced mencapai minus 75 derajat celcius, di sekitar wilayah Tandes, Surabaya. BMKG Juanda juga mencatat kecepatan berkisar antara 25-30 knot (50-60 kilometer per jam),” terangnya.
Terakhir, Ary mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terkait masa peralihan musim atau pancaroba, dengan selalu mengakses informasi dari BMKG. “Tetap jaga kesehatan dan waspada perubahan cuaca sewaktu-waktu,” pungkasnya. (bil/ipg)