Pimpinan DPRD Kota Surabaya menyebut penerapan “outing class” atau belajar mengajar di luar ruang kelas, sebaiknya bisa diterapkan secara menyeluruh mulai jenjang SD dan SMP di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
“Jika saat ini, penerapan baru ditekankan di jenjang SMP (sekolah menengah pertama), maka untuk selanjutnya juga untuk SD (sekolah dasar),” kata Laila Mufidah Wakil Ketua DPRD Surabaya dilansir Antara, Senin (11/9/2023).
Sebelum ini, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya melaksanakan pertemuan dengan para guru SMP Negeri dan Swasta. Pertemuan tersebut diselenggarakan dengan kegiatan senam bersama yang digelar di kawasan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya pada akhir pekan lalu.
Pada saat itu, Dispendik menegaskan kepada para guru dan kepala sekolah di Surabaya untuk menerapkan metode “outing class” agar lebih banyak inovasi dan improvisasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
“Saat kegiatan senam itu hanya guru SMP saja. Saya berharap ada kegiatan yang sama untuk guru SD,” ungkap legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Dengan “outing class” ini, sambung dia, guru dituntut untuk berinovasi, kreatif, dan mandiri dalam pembelajaran, sehingga, dibutuhkan sebuah strategi bagi guru saat melakukan pembelajaran di luar kelas.
Guru juga diminta untuk mengajak peserta didik lebih mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan harapan peserta didik mendapat pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna dan membantu mereka lebih memahami materi yang diajarkan.
Metode pembelajaran ini dapat dilakukan juga dengan mengajak peserta didik untuk mengamati lingkungan sekitar sekolah, mengenali tanaman yang ada di sekitar sekolah, atau menanam serta merawat tumbuhan.
“Outing class merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik bisa lebih menumbuhkan kreativitas yang mereka miliki,” ujarnya.
Untuk itu, tutur dia, jajarannya mendukung penuh metode pembelajaran “outing class” di Surabaya. Kegiatan seperti ini menurutnya juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi para guru.
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berharap guru-guru SMP yang ikut kegiatan senam bersama di Kebun Raya Mangrove nanti bisa improvisasi saat memberikan pelajaran ke anak-anak.
“Mungkin improvisasi bisa dari tanaman, sungai atau lainnya,” ucapnya.
Yusuf mengungkapkan, hal ini juga linier dengan kurikulum Merdeka Belajar terkait cara menerapkan metode pembelajaran di lapangan.
“Jadi ini juga bagian dari Kurikulum Merdeka. Jadi anak nanti itu bagaimana melakukan, melaksanakan dan mengalami. Kalau itu sudah, maka akan bernalar kritis dan di situ muncul kreatifitas. Kalau kreativitas tidak mampu sendiri, ada gotong-royong,” paparnya. (ant/bnt/ipg)