Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya menilai, Taman Makam Pahlawan yang ada belum maksimal untuk jadi wisata sejarah.
AH Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya menyebut, sejak usulannya 2020 lalu, hingga kini TMP masih belum maksimal jadi wisata sejarah selain dipakai upacara peringatan Hari Kemerdekaan dan Hari Pahlawan.
Baik itu Taman Makam Pahlawan di Jalan Ngagel, TMP Kusuma Bangsa, dan TMP Jalan Mayjend Sungkono.
“Kita melihatnya masih belum. Jadi progres untuk ke sana, revitalisasi makam tidak sekadar menjadi tempat pemakaman dan kegiatan-kegiatan dalam tanda kutip ya upacara-upacara begini, peringatan. Masih belum bisa dimaksimalkan jadi wisata sejarah,” terang Thony ditemui suarasurabaya.net usai ikut dalam ziarah menjelang Hari Pahlawan bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, Kamis (9/11/2023).
Menurutnya, untuk memantik ketertarikan wisatawan menjadikan TMP sebagai pilihan destinasi, perlu acara rutin.
“Harusnya, tiap hari atau seminggu atau sebulan sekali, ada program yang bisa dibuat untuk mendatangkan masyarakat. Terutama siswa untuk datang ke sini,” katanya.
Program yang dimaksud, bukan hanya sekadar acara seremonial ziarah. Tapi mengulas pahlawan-pahlawan yang dimakamkan di sana, sekaligus perjuangannya semasa hidup untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Edukasi itu, kata Thony, penting diketahui wisatawan maupun pelajar yang berkunjung.
“Tentang kesejarahan yang lain terkait perjuangan para pahlawan, itu dijadikan daya tarik untuk mengisi kekosongan generasi milenial dan gen Z,” tambahnya.
Program itu, lanjutnya, tidak melulu harus dilakukan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahaga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya.
“Kekurangan itu kami melihat, dinas tidak mungkin. Karena gak punya SDM untuk itu. Tapi kan bisa saja dimanfaatkan masyarakat tertentu yang punya kepiawaian. Kelompok pegiat sejarah bisa kerja sama dengan dinas untuk membuka kegiatan itu,” jelasnya.
Pemkot bisa menggandeng pegiat sejarah untuk memberdayakan TMP jadi lebih diminati sebagai destinasi.
“Harusnya pemkot menggandeng kelompok pegiat di masyarakat,” tuturnya.
Terakhir, Thony berharap ziarah nasional mengenang jasa pahlawan, bisa benar-benar dikhidmati berbagai pihak, tidak sekadar seremoni. (adv/lta/bil/ham)