Ashabul Kahfi Ketua Komisi VIII DPR RI mengimbau bagi para jemaah haji Indonesia agar beristirahat yang cukup menjelang puncak ibadah haji.
Dia menegaskan kepada para jemaah untuk tidak terlalu memforsir tenaga untuk mengerjakan amalan-amalan sunnah.
Yang terpenting dalam berhaji, lanjut dia, adalah ketika wukuf di padang Arafah yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
Untuk itu, jemaah haji juga sebaiknya makan yang bergizi dan memeriksakan kesehatan kepada petugas kesehatan yang disiapkan oleh Kemenag dan Kemenkes RI.
“Khusus jemaah haji lansia, kami sudah meninjau ke lapangan, Alhamdulillah sudah tersedia fasilitas-fasilitas pendukung khusus untuk jemaah lansia yang sudah disiapkan. Misalnya tadi menurut Kemenag sudah menyiapkan mobil golf sebanyak 40 unit, dan bahkan rencananya akan ditambah menjadi 20 menit,” ujar Ashabul saat memimpin Timwas Haji DPR rapat kerja dengan Kemenag RI di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (25/6/2023).
Selain itu, Ashabul mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan hal-hal yang memang perlu di antisipasi ketika puncak haji di Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina).
“Kami sudah sampaikan semua kepada Pak Menteri hasil dari peninjauan kami dan Alhamdulillah hari ini, dari informasi dari Pak Menteri termasuk dari Kementerian Kesehatan, 99 persen semua persiapan sudah siap semua, seperti komponen tenda, ketersediaan air dan lainnya,” ungkapnya.
Sementara, Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah skema bagi jemaah haji lansia. Untuk yang masih mampu tentu akan didampingi oleh petugas. Pihaknya mengimbau, untuk jemaah yang tidak memiliki kemampuan agar tidak memaksakan diri. Karena akan berisiko tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga akan berakibat banyak hal untuk yang lain.
“Kami sudah menyiapkan bagi para jemaah haji, misalnya untuk wukuf bisa kita safarikan. Kalau tidak kuat safari wukufnya, kita siapkan badal hajinya, termasuk melempar jumroh di Jemarat. Ini juga cukup berat terutama jaraknya, bagi jemaah lansia yang tidak kuat juga lebih baik kita badal-kan, tidak usah dipaksakan,” tegas Yaqut.(faz/iss)