Dokter (dr.) Adria Rusli spesialis paru Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta mengimbau penderita cacar monyet (Monkeypox/Mpox), untuk tidak malu dan segera melapor agar bisa mencegah terjadinya penularan yang masif.
“Jadi harus sadar dirilah, misal ketemu orang, ketemu teman, kontak dengan mereka maka segera informasikan,” katanya di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Menurut dia, penyakit Mpox bukanlah stigma atau sesuatu hal yang memalukan, sehingga tidak ada alasan bagi penderita untuk menyembunyikan dan tidak segera melapor.
“Ini bukan stigma ya penyakit ini, harusnya orang yang sakit itu lebih agresif untuk melapor dan menginformasikan kepada orang-orang yang kontak dengan dia sebelumnya,” ucapnya.
Ia mengatakan, sejumlah informasi yang beredar mengenai penderita yang terinfeksi Mpox akibat lelaki seks lelaki (LSL), karena kontak atau hubungan dengan orang yang mungkin tanpa sadar telah terinfeksi Mpox sebelumnya.
“Ceritanya gini banyak orang kena pada orang-orang LSL, kan sebetulnya itu bukan karena dia LSL jadi sakit, melainkan karena dia kontak seperti itu,” ujarnya.
Menurut dia, informasi yang diberikan oleh penderita, bisa membuat orang-orang yang pernah melakukan kontak dengannya beberapa waktu belakangan lebih waspada dengan menjaga kebersihan serta berinisiatif memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
“Jadi teman-temannya akan lebih hati-hati, lebih waspada seperti itu, itu yang mungkin bisa saya edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Deteksi dini Mpox, kata dia, memang agak sulit dilakukan. Mengingat gejala awal yang ditimbulkan sama dengan penyakit demam pada umumnya, seperti panas, badan, atau persendian menjadi lemas.
“Kalau sakit lapor, itu paling baik, surveilans juga jalan menyelamatkan para sahabat, bukan malah rasa malu. Jadi riwayat Mpox paling penting karena kalau gejala sama saja,” kata Adria.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan, Selasa (7/11/2023), mengungkapkan bahwa sejak 13 Oktober 2023 telah ditemukan 34 kasus positif cacar monyet.
Secara umum, ia mengatakan Mpox hanya terjadi pada segmentasi khusus LSL. Data dihimpun Kemenkes melaporkan 28 penderita memiliki orientasi seksual LSL, dua orang biseksual, dan tiga lainnya heteroseksual.
Kemenkes juga berupaya melakukan pengadaan 4.500 dosis vaksin serta 1.008 botol antivirus tecovirimat, sebagai upaya pengobatan penderita Mpox yang diprakirakan akan tersedia pada minggu keempat November ini. (ant/bil/ipg)