Ghaisani Fadiana Dokter spesialis anak divisi endokrinologi mengatakan komplikasi diabetes melitus dapat dicegah dengan cara deteksi dini untuk meminimalisir komplikasi.
“Melakukan screening rutin setiap tahun pada anak-anak yang terutama usia masuk pubertas kalau sudah dan mengalami diabetes sekitar 3 sampai 5 tahun,” ujarnya, melansir Antara, Jumat (8/9/2023).
Dia menyebut, proses pengecekan bisa dilakukan melalui test urine. Dengan begitu akan diketahui apakah ada kebocoran pada ginjal dan fungsi syarafnya, untuk kemudian dapat dilakukan tindakan agar dapat meningkatkan harapan hidup hingga 20-30 tahun ke depan.
“Selanjutnya dengan mengontrol gula darah dalam batas normal yang disebut dengan pemeriksaan HbA1C. Kadar gula darah harian yang disarankan dalam pemeriksaan ini adalah 150 mg/dl,” imbuh Dokter spesialis anak tersebut.
Ghaisani juga menjelaskan mengenai dua jenis komplikasi diabetes seperti akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi jika gula darah rendah atau gula darah tinggi, sementara komplikasi kronik disebut makrovaskuler dan mikrovaskuler.
“Tidak perlu khawatir jika anak didiagnosa diabetes melitus, karena perlakuannya tidak akan berbeda dengan anak lainnya. Anak dengan diabetes melitus masih bisa tumbuh dengan baik dan punya pertumbuhan yang normal bahkan bisa berprestasi di bidang akademik,” ungkapnya.
Dia menambahkan, anak dengan diabetes melitus tetap bisa berpuasa pada bulan Ramadhan, dengan selalu memantau gula darah. Melakukan konsultasi dengan dokter agar bisa dilihat tren gula darahnya selama beberapa bulan sebelumnya. (ant/fra)