Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya berjanji akan terbuka dan menerima diskusi mahasiswa soal pengelolaan sampah jika dinilai masih kurang.
Pernyataan itu diungkap Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menanggapi aksi demonstrasi puluhan mahasiswa anggota Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Surabaya, Kamis (31/8/2023).
“Tadi (massa) mau kami temui, tapi mereka tidak mau. Tapi kita sudah temui sebelumnya yang terkait kebersihan kota intinya. Jadi mereka infonya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) itu kotor, daerah utara kotor dan sebagainya. Kalau demikian ya kita bareng-bareng, kerja bakti kan sudah selesai,” tuturnya ditemui usai demo di Balai Kota Surabaya, Kamis sore.
Termasuk soal peta kebersihan atau roadmap pengelolaan sampah, menurut Hebi selama hal tersebut sudah dijalankan.
“Kalau memang mau diskusi ya kita ajak diskusi, silahkan apa yang perlu kita lakukan kekurangan di mana dan sebagainya. Kritik pada dasarnya bagus kalau itu untuk kepentingan warga Surabaya,” terangnya.
“Kami sudah melaksanakan sesuai yang ada di tupoksi. Kalau kurang ya mari kita kerjakan bersama. Kalau mau kerja bakti bersama. Misalnya mulai Jumat besok kita kerja bakti di utara, tunjukkan mana yang kotor. Kalau roadmap kebersihan ya kami persilakan bagaimana masukannya,” imbuhnya.
Sementara soal penanganan sampah di setiap TPS hingga TPA juga menurutnya sudah bagian dari upaya hulu ke hilir.
“Sebetulnya hulu sudah. Kan kita ada pengelolaan berbasis teknologi gasifikasi itu sudah bagus. Bisa mereduksi sampah sampai 10 persen. Jadi kota menghemat TPA umurnya lebih panjang. Hulu ke hilir sudah dilaksanakan dan ada bank sampah mereduksi itu. Memang sekarang gaya hidup manusia meningkat cenderung membeli makan yang ada bungkus plastiknya dan sebagainya,” jelasnya.
Tapi ia tak menampik, akan mengevaluasi beberapa sistem yang kurang. Seperti bank sampah induk segera diresmikan, termasuk mengoptimalkan bank sampah tiap RW agar lebih masif mengurangi jumlah sampah.
“Bank sampah itu sekarang memang cuma mengurangi 1-2 ton perhari. Dan hanya bekerja Sabtu-Minggu saja di tiap RW-RW. Itu harusnya tiap hari,” jelasnya lagi. (lta/saf/ham)