Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya meminta para guru mengawasi siswanya yang membawa lato-lato ke sekolah.
Yusuf Masruh Kadispendik Kota Surabaya menyebut, hingga kini tidak ada sekolah di Surabaya yang melarang siswa membawa mainan lato-lato yang tengah viral. Meski sejumlah daerah sudah memberlakukan surat edaran resmi kepala dinas terkait larangan itu. Seperti Bandung Barat, Lampung, Bogor, Banda Aceh, Semarang, Banjarmasin, Kubu Raya Kalimantan Barat, Cirebon, dan Belitung Bangka Belitung.
“Mudah-mudahan tidak lah. Yang terbaik untuk anak-anak lah. Belum ada (sekolah yang melarang) sejauh ini. Tapi semua harus kontrol anak-anak kalau main, namanya anak kecil apalagi SD lah. Jadi teman-teman guru saya mintai tolong untuk mantau. Dan bisa diukur banyak atau tidak. Kalau banyak juga tingkat antisipasi tinggi,” kata Yusuf dihubungi suarasurabaya.net, Sabtu (14/1/2023).
Meski tidak dilarang membawa lato-lato, Yusuf menjelaskan, siswa tidak boleh memainkannya saat jam pelajaran berlangsung di dalam kelas.
“Kalau waktunya pembelajaran ya tidak dimainkan. Kalau istirahat misal, bawa ya justru pemikiran saya tetap dipantau teman-teman guru kan,” imbuhnya.
Ia minta guru benar-benar mengawasi siswa yang bermain lato-lato, termasuk saat jam istirahat. Sekaligus mengantisipasi adanya ribut antarsiswa hanya karena permainan itu.
“Saat istirahat bisa giliran, tidak semua guru mantau. Iya (siswa diberi pemahaman) kalau main jaga jaraknya, tidak boleh berebut antar teman itu kan juga bahaya,” pungkasnya.(lta/dfn/faz)