Penyebaran disinformasi Covid-19 menelan sedikitnya 2.800 nyawa di Kanada selama sembilan bulan pandemi, menurut sebuah laporan baru pada Kamis (26/1/2023).
Dilansir dari Antara, laporan tersebut dirilis oleh Dewan Akademi Kanada (Council of Canadian Academies/CCA) yang menyusun sebuah model ekonomi kuantitatif guna memberikan perkiraan biaya perawatan kesehatan langsung dari sikap keragu-raguan terhadap vaksin Covid-19 antara 1 Maret hingga 30 November 2021.
Menurut laporan itu, jika mereka yang percaya Covid-19 adalah sebuah hoaks menerima vaksinasi ketika mereka memenuhi syarat, tambahan 2,3 juta lebih orang di Kanada akan divaksinasi, menghasilkan sekitar 198.000 lebih sedikit kasus infeksi, 13.000 lebih sedikit rawat inap, dan 2.800 lebih sedikit kematian akibat Covid-19.
Biaya rawat inap, termasuk kunjungan di unit perawatan intensif (ICU) terkait kasus tersebut, secara konservatif diperkirakan mencapai 300 juta dolar Kanada (1 dolar Kanada = Rp11.227), tunjuk laporan itu.
Perkiraan model dari dampak disinformasi Covid-19 di Kanada bersifat konservatif karena tidak mencakup biaya kesehatan langsung lainnya, seperti kompensasi dokter, tekanan yang dialami sistem perawatan kesehatan Kanada, peluang munculnya varian baru, serta memperlambat pemulihan ekonomi, menurut laporan tersebut.
Selain itu, dampak Covid-19 dialami secara tidak merata di seluruh masyarakat dan di antara kelompok yang berbeda, memperkuat ketidaksetaraan dan perpecahan yang telah berlangsung lama, kata CCA.(ant/abd/ipg)