Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya segera menyiapkan transportasi untuk keberangkatan 12.500 ustaz-ustazah dalam puncak resepsi Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Tundjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya belum bisa memastikan jumlah armada yang dibutuhkan. Kebutuhan itu masih dirapatkan.
“Kami bisa memaksimalkan berapa nanti, karena dari Kemenag tadi menyampaikan, nanti siang jam 1 baru dirapatkan seperti apa,” kata Tundjung, Jumat (3/2/2023).
Rencananya, armada yang dipakai gabungan memanfaatkan beberapa transportasi yang dimiliki pemkot. Namun, ia memastikan tidak akan mengganggu pelayanan transportasi publik.
“Iya, kami gunakan bus sekolah, pelat merah lain, truk Satpol PP kami pakai juga. Total armada belum, masih kami upayakan,” imbuhnya.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menambahkan, pemkot tidak hanya sekedar mengakomodir keberangkatan ustaz – ustazah, tapi Kota Surabaya tidak bisa lepas dengan ulama.
“Jadi sebenarnya Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama ini ada Kemenag, ada muslimat, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), kami membantu beliau yang menghadiri ke sana itu kami akomodir. Bagaimanapun juga Surabaya tidak bisa dilepaskan dari ulama, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah,” jelasnya.
Salah satu bentuk resolusi jihad, kantor pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama ada di Kota Surabaya.
“Kantor PBNU pertama ada di Surabaya yang sekarang kantor PCNU. Bagaimana resolusi jihad di Surabaya, bagaimana para santri dari Nahdlatul Ulama ketika merebut kemerdekaan ya ikut tempur habis-habisan di Surabaya. Sehingga Surabaya tidak bisa dilepaskan dari Nahdlatul Ulama,” bebernya.
Eri memastikan, akan mendukung penuh warga Surabaya yang berangkat ke Harlah Satu Abad NU.
“Sehingga waktu acara di Sidoarjo kami dukung penuh untuk warga Surabaya yang berangkat ke sana. Kalau di luar nggak seberapa banyak yang ikut. Kalau di sidoarjo ini banyak, mangkanya kami siapkan itu untuk jalan daratnya,” pungkasnya. (lta/iss/faz)