Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mulai mewaspadai pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di China. Kasus ini sudah terdeteksi di Jakarta.
Sesuai instruksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang sudah menerbitkan SE Kewaspadaan, Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya juga melakukan yang sama.
“Untuk kasus di Kota Surabaya, sampai dengan saat ini belum ada laporan terkait temuan kasus yang diduga karena Pneumonia misterius,” kata Nanik, Jumat (8/12/223).
SE itu, lanjut Nanik, diperuntukkan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk menjalankan sejumlah langkah antisipasi.
Fasyankes diminta meningkatkan upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin dengan pendekatan.
“Meningkatkan kewaspadaan dini, serta meningkatkan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di seluruh fasyankes terutama terhadap kasus yang dicurigai Pneumonia,” jelasnya lagi.
Nanik juga mengingatkan pentingnya Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dalam program imunisasi nasional yang diberikan dua kali pada usia 2-11 bulan dan satu kali pada usia 12-24 bulan sebagai upaya pencegahan penyakit Pneumonia melalui fasyankes di masing-masing wilayah.
“Mengimbau kepada fasyankes untuk melaporkan setiap penemuan kasus yang dicurigai pneumonia misterius ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam waktu kurang dari 24 jam,” ujar dia.
Masyarakat diminta melapor dan berobat ke fasyankes jika punya riwayat perjalanan ke negara atau wilayah terjangkit dan mempunyai gejala sakit pneumonia, seperti batuk kering atau berdahak, demam lebih dari 38 derajat Celcius, sesak napas, nyeri dada ketika bernapas, kelelahan, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan diare.
“Kami juga melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global melalui website resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu https://kemkes.go.id/,” tandasnya. (lta/and/ham/ipg)