Jumat, 22 November 2024

Dinkes Surabaya Monitoring Kesehatan Pasien Obesitas di Surabaya Pascaoperasi

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Kondisi S (51 tahun) warga Kapas Madya Baru Surabaya dijemput di kediamannya Jalan Pogot Jaya kemarin, Selasa (1/8/2023). Foto: Dok/BPBD Kota Surabaya

Dinas Kesehatan Kota Surabaya memastikan akan terus memonitor kesehatan pasien pria obesitas pascamenjalani operasi pendarahan otak.

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, pria inisial S (51 tahun) warga Kapas Madya Baru yang dievakuasi dari kediamannya di Jalan Pogot Jaya Selasa (1/8/2023) lalu, sudah mendapat penanganan di RSUD Dr. Soetomo.

“Intervensi yang dilakukan terhadap pasien tersebut oleh Tim TGC (BPBD Kota Surabaya) yaitu telah dilakukan evakuasi dan merujuk pasien ke RSUD Dr. Soetomo,” jelasnya, Kamis (3/8/2023).

Nanik memastikan pasien mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

“Melakukan monitoring perkembangan kesehatan pasien secara intensif selama perawatan serta koordinasi dengan layanan rujukan,” imbuhnya.

Selama ini, pria berbobot 135 kilogram itu lanjut Nanik sudah dalam pantauan pukesmas setempat sebagai pasien riwayat hipertensi.

“Pasien mempunyai riwayat hipertensi yang kontrol rutin ke puskesmas. Tapi, obat yang diresepkan tidak diminum secara teratur oleh pasien,” tambah Nanik.

Sementara itu, Dokter Irwan Barlian spesialis bedah saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya menyebut, pasien datang dengan kondisi kritis dan tensi tinggi di atas 220 mmHg. Kemudian darah tinggi, riwayat kadar gula tinggi, pendarahan otak atau stroke.

Kondisi itu mengharuskan pasien menjalani tindakan operasi kemarin, Rabu (2/8/2023).

“Ini kan didapatkan adanya pendarahan bisa dibilang stroke itu pendarahan cukup dalam, di kepala sebelah kanan, di area dalam sebelah kanan. Pendarahan itu masuk ke sistem sirkulasi cairan otak. Sehingga, sistem sirkulasinya buntu dan ada penumpukan cairan otak, dan tekanan darah tinggi. Itu salah satu yang menyebabkan rendahnya kesadaran. Jadi, sudah terbentuk hidrosefalus,” bebernya.

Operasi itu sekaligus mengurangi tekanan otak pasien agar tidak semakin parah. Tim dokter belum bisa memutuskan tindakan medis selanjutnya.

Termasuk mendiagnosis adanya kemungkinan kelumpuhan pada bagian kaki pasien.

“Kemungkinan besar iya, tapi kami belum bisa evaluasi. Kemungkinan besar bisa terjadi kelumpuhan. Bisa permanen bisa sementara. Saat ini belum bisa dievaluasi karena pasien tidak sadar,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, S dievakuasi petugas BPBD Surabaya dari kediamannya setelah dilaporkan tidak sadarkan diri. Menurut petugas, pria itu berbobot 200 kilogram. Hasil pemeriksaan dokter, pasien punya berat 135 kilogram.(lta/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs