Jumat, 22 November 2024

Dinkes Surabaya Klarifikasi Jumlah Kasus ISPA 2023 Menurun Dibanding Tahun Lalu

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi Polusi Udara . Foto: Greenpeace

Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengklarifikasi jumlah kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) tahun lalu lebih tinggi dibanding 2023.

Rosita Dwi Yuliandari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, jumlah kasus ISPA seluruh usia periode Januari-Juli 2022 lalu, 174.411. Jumlah itu menurun pada periode yang sama tahun ini menjadi 174.222 kasus.

“Tahun lalu 2022, 174.411 turun 189-an. Karena itu all (kumulatif semua usia) ya. Jadi semua gejala yang mengarah ke ISPA tercatat sebagai kasus ISPA. Kalau pneumonia, diagnosanya bisa menggunakan pemeriksaan penunjang salah satunya dengan rontgent,” beber Rosita dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (7/9/2023).

Sementara pneunomia adalah penyakit menular yang harus diwaspadai, khusunya pada balita. Pada periode yang sama tahun lalu, kasus pneunomia ada sebanyak 6.890. Jumlah itu menurun menjadi 6.401 tahun ini.

“Itu data kasus Januari-Juli 2023 6.401 kasus. Jika dibandingkan dengan periode sama 2022 ada penurunan 489 kasus,” jelasnya lagi.

Rosita menambahkan, ISPA dan pneunomia terlihat serupa tapi keduanya berbeda. ISPA yang disebabkan virus, menyerang saluran pernapasan. Sedangkan pneunomia akibat infeksi dan peradangan saluran napas utama yang disebabkan infeksi bakteri, virus, dan jamur.

“ISPA yang berkelanjutan akan menjadi pneumonia,” katanya.

Sebelumnya, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya lewat laman surabaya.go.id 2022 menyebut, kasus pneumonia pada balita periode Januari-Agustus tahun lalu 8.080, sedangkan untuk semua usia 11.512.

Diberitakan sebelumnya, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Surabaya tembus 174.222 selama periode semester satu Januari-Juli 2023.

Untuk mengendalikan sekaligus mencegah bertambahnya kasus ISPA, ada empat upaya yang sedang dilakukan Dinkes Surabaya.

Yaitu mengedukasi tentang penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kegiatan sehari-hari dan di lingkungan masyarakat, mengimbau penerapan etika batuk dan bersin, melakukan deteksi dini, serta melakukan surveilans data secara intensif di seluruh faskes.

Sedangkan upaya pencegahan dan pengendalian pneunomia, Dinkes Surabaya melakukan pemenuhan gizi seimbang terkhusus pada balita, penerapan PHBS, vaksinasi pneunomia, dan melakukan deteksi dini dengan keluhan batuk dan pengobatan. (Ita/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs