Jumat, 22 November 2024

Dinkes Belum Temukan Kasus Positif Antraks di Jawa Timur

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (7/7/2023). Foto: Antara

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Jatim) masih belum menemukan kasus posifif penyakit Antraks di sejumlah daerah hingga hari ini. Namun, mereka mengimbau masyarakat untuk waspada.

Dinkes Jatim telah mengeluarkan surat edaran tentang Kewaspadaan Penyakit Antraks yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota pada 5 Juli lalu

Dokter Erwin Astha Triyono Kadinkes Jatim mengatakan, penyakit antraks termasuk penyakit zoonosa yang disebabkan oleh Bacillus anthracis yang bersifat akut dan dapat menimbulkan kematian.

Erwin menyebut, pihaknya telah melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program untuk kewaspadaan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Antraks.

Selain itu, Dinkes Jatim meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan melaksanakan surveilans aktif kasus antraks dengan menambahkan keterkaitan dengan faktor risiko adanya kontak hewan ternak (sapi/kambing/kerbau) mati dan lingkungan yang terkontaminasi spora antraks.

“Kami juga melakukan promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penggerakkan masyarakat dalam upaya pencegahan antraks di wilayahnya,” ujar Erwin kepada suarasurabaya.net, Senin (10/7/2023).

Dinkes juga mengajak masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan cara mengonsumsi produk hewan yang sehat dan dimasak dengan sempurna yang disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) resmi.

Serta tidak mengonsumsi produk pangan asal hewan (daging dan susu) maupun bahan asal hewan seperti kulit, tulang dan bulu yang berasal dari hewan sakit atau mati mendadak.

“Jika sakit dan mempunyai riwayat kontak dengan hewan sakit atau mati, segera berobat di fasilitas kesehatan,” imbuhnya.

Kepada masyarakat yang menemukan hewan yang sakit dan mati, supaya segera melaporkan ke dinas yang membidangi kesehatan hewan.

Apabila ada laporan hewan yang sakit atau mati diduga karena antraks akan dihimpun secara berjenjang dari asal wilayah ke pihak Dinkes Jatim

“Yang terpenting meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mencuci tangan menggunakan sabun setelah kontak atau bersinggungan dengan hewan yang mati atau sakit dengan gejala antraks,” pungkas Erwin.(wld/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs