Dinas Pendidikan Kota Surabaya meminta program outing class atau pembelajaran di luar kelas diterapkan sekolah pada hari efektif.
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya menyebut, program outing class memang sudah berjalan di sekolah, tapi belum seragam.
“Mangkanya karakter kondisi sekolah kan tidak sama. Tapi sekolah harus bisa menyikapi outing class tadi,” kata Yusuf pada Kamis (21/9/2023).
Lokasi outing class, lanjutnya, bebas ditentukan setiap sekolah.
“Contoh ruang terbuka banyak. Misalnya (sekolah) diberi bunya sehingga anak merasa nyaman. Atau transisi TK itu minta programnya bisa study tour ke SD. Biar membantu masa pengenalan siswa,” bebernya.
Begitu juga soal jumlah kegiatan outing class yang digelar dalam durasi waktu tertentu, lanjutnya, diserahkan setiap sekolah.
“Sebulan sekali atau dua kali. Dalam kurikulum merdeka, anak-anak harus bisa mengalami dan melakukan. Nalar kritisnya kreatif jalan. Jadi jangan terlalu banyak di ruangan,” terangnya.
Tapi, Yusuf minta outing class tidak digelar di hari libur. Tujuannya agar tidak mengurangi waktu istirahat para siswa.
“Jam efektif dihitung kan mulai pagi sampai jam 12 siang. Setelah itu ya (bisa outing class). Jangan mengurangi hari libur siswa. Teman-teman ukur jam efektif, jadi pada hari biasa tidak mengurangi hari libur anak-anak,” tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Dinas Pendidikan Surabaya melaksanakan pertemuan dengan para guru SMP Negeri dan Swasta di kawasan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya.
Mereka menegaskan para guru dan kepala sekolah di Surabaya agar menerapkan metode outing class, demi lebih banyak inovasi dan improvisasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar. (lta/ipg)