Fadli Zon Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menghadiri pertemuan dialog the 3rd Inter-Regional European Parliament (EP)-ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), di Strasbourg, Prancis, 21-22 November 2023.
Dalam pertemuan itu, Fadli Zon sebagai Ketua Delegasi menyatakan negara-negara Barat dan siapa pun yang mendukung kekejaman Israel di Gaza akan kehilangan kompas moral. Bahkan, praktik yang dilakukan Israel sekarang adalah praktik Nazi di era modern.
Dalam keterangannya, Minggu (26/11/2023), Fadli Zon menyinggung keadaan di Gaza yang sangat menghawatirkan. Setidaknya ada 14 ribu masyarakat Palestina meninggal dunia karena serangan brutal Israel.
Satu anak-anak meninggal setiap 5 menit. Belum lagi serangan kepada tempat ibadah dan rumah sakit, termasuk rumah sakit Indonesia.
Hal itu tidak dapat diterima dan merupakan kejahatan kemanusiaan yang sangat luar biasa.
Fadli juga mengingatkan kembali Rakyat Palestina mengalami kekurangan akses terhadap makanan, air, listrik, dan juga pemadaman komunikasi di tengah tragedi kemanusiaan yang mengerikan.
Selain itu, standar ganda dan mental kolonialisme negara-negara yang berdiri bersama Israel turut disorot Fadli.
“Mentalitas kolonial masih banyak tersisa terutama dengan standar ganda dan kemunafikan dari Barat. Meskipun ada bukti nyata mengenai kekejaman Israel terhadap Rakyat Palestina, sangat disayangkan dan berbahaya bahwa standar ganda dan perilaku kolonialisme masih ada di abad ke-21. Ini dapat membuat mereka kehilangan pedoman moral (moral compass),” ujarnya.
Walau gencatan senjata sementara selama 4 hari perlu disambut baik, komunitas internasional termasuk Uni Eropa harus tetap memperhatikan keadaan di Gaza, dan menuntut akuntabilitas Israel.
“Kita perlu menyambut baik langkah gencatan senjata 4 hari ini, khususnya untuk bantuan kemanusiaan, tapi harus ada solusi permanen agar tercipta perdamaian di kawasan,” imbuh Politikus Partai Gerindra itu.
Akuntabilitas, lanjut Fadli, merupakan elemen yang krusial dalam tragedi kemanusiaan di Gaza. Karena itu, penting untuk Uni Eropa menekan Israel menghentikan pembunuhan terhadap Warga Palestina, mendorong gencatan senjata secara permanen, dan menggalang upaya untuk mendorong ICC menyelidiki Israel atas genosida terhadap Rakyat Palestina.
“Saya juga ingatkan Uni Eropa bahwa agenda bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas tidak akan ada artinya, jika hak-hak Rakyat Palestina tidak diperhatikan,” tegas Anggota Komisi I DPR RI itu.
Pertemuan EP-AIPA Dialogue Meeting membahas terkait EP-AIPA Joint Assembly untuk memperkuat kerja sama antarparlemen.
Hal itu juga disambut baik Fadli sebagai Ketua BKSAP DPR RI dengan beberapa catatan untuk memastikan bahwa dialog akan efektif, tidak menduplikasikan dialog yang ada, dan berdasarkan kesetaraan, saling menghormati dan menguntungkan.
Pertemuan juga, antara lain mendiskusikan perlunya kerja sama perdagangan kedua wilayah dan secara bilateral.
Pada forum tersebut, Delegasi DPR RI menyampaikan pentingnya menuntaskan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).(rid/iss)