Jumat, 22 November 2024

Cegah Pernikahan Anak, BKKBN Minta Remaja Merencanakan Hidupnya Setinggi Mungkin

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Sejumlah siswi menunjukkan poster kampanye Gerakan Stop Perkawinan Anak di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Senin (20/11/2017). Foto: Antara

Maria Ernawati Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur meminta agar para remaja merencanakan hidupnya sebaik dan setinggi mungkin, untuk mencegah pernikahan anak.

Ini berkaca pada fenomena yang ramai dibahas di Ponorogo tentang banyaknya dispensasi nikah pada anak karena hamil duluan.

“Remaja itu sendiri cobalah untuk merencanakan segala kehidupan seperti pendidikan setinggi mungkin, kapan harus berkeluarga, karier yang tinggi, punya anak berapa, kapan harus berhenti punya anak. Semua itu harus ada planning pada dirinya,” ujar Maria saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Rabu (18/1/2023).

Selain itu ia juga meminta supaya remaja memanfaatkan masa mudanya untuk hal yang positif dan kreatif, serta orang tua supaya tidak menikahkan anaknya sedini mungkin.

“Selain BKKBN, banyak instansi yang punya wadah untuk mewadahi kreativitas remaja,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut ia juga menjelaskan, tingginya permintaan dispensasi nikah yang terjadi di Ponorogo disebabkan berbagai faktor. Mulai faktor budaya hingga korban kekerasan seksual.

“Masih ada beberapa daerah yang orang tuanya mempunyai pemikiran bahwa anak yang sudah akil baligh dinikahkan. Faktor perkembangan teknologi, faktor pergaulan, dan adanya faktor korban perkosaan dan sebagainya,” terangnya.

Namun tidak semua pengajuan dispensasi nikah disetujui. Berdasarkan data dari Pengadilan Tinggi yang disampaikan Maria, setidaknya hanya 30 persen yang dikabulkan.

“Hamil di luar nikah, ini jadi prioritas. Sementara yang hamil karena budaya ini kita tidak prioritaskan,” jelas Maria.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs