Jumat, 22 November 2024

Bulog: Impor Beras Hanya untuk Antisipasi Kekurangan Dalam Negeri

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Jokowi Presiden (tengah) dan Budi Waseso Direktur Utama Perum Bulog (paling kanan) saat meninjau Gudang Bulog di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (10/4/2023). Foto: Antara

Perum Bulog menyebut langkah impor beras dilakukan hanya untuk mengantisipasi kekurangan stok komoditas tersebut di dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Budi Waseso Direktur Utama Perum Bulog saat mendampingi Jokowi Presiden menyalurkan cadangan beras pemerintah di Gudang Bulog di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (10/4/2023).

Buwas sapaan akrabnya mengatakan impor atau tidak impor, tergantung kebutuhan negara untuk buffer stok.

“Jadi kalau umpama gudangnya Bulog punya daya tampung 3,6 juta ton, nah kalau itu bisa terpenuhi kami tidak perlu impor. Sesuai kebutuhan ya,” katanya.

Menurut Buwas, impor sifatnya hanya untuk mengantisipasi jika ada kekurangan stok di dalam negeri.

“Kan beras impor bukan untuk dijualbelikan, paham kan. Jadi beras impor memang tidak untuk dijualbelikan. Memang sifatnya untuk cadangan yang diperlukan negara,” katanya.

Dia menjelaskan kalau daerah bukan produsen beras yang menerima bantuan sosial, dipenuhi dari beras impor. Dengan demikian, bantuan sosial dapat diberikan secara merata.

“Misalnya di daerah Maluku Utara, kan kurang-kurang ya. Walaupun Ambon produksi beras ya, tapi kalau untuk wilayah lain belum tentu cukup, memang hanya untuk yang kami suplai,” katanya.

Selain Maluku Utara, dikatakannya ada beberapa daerah di Papua yang juga bukan produsen beras. “Wilayah itu produksi beras juga di wilayah Merauke, tapi kalau kami menunggu dari tol laut waktunya lama. Maka kami datangkan impor, kami juga datangkan dari Jawa Timur,” katanya.

Sementara itu, meski ada kebijakan impor beras, pihaknya memastikan pemerintah tetap mengoptimalkan beras produksi dalam negeri.

“Saya tidak bisa mengatakan perlu tidak perlu (impor). Kami lihat anomali cuaca itu juga jadi pertimbangan. Sekarang kan di lapangan panennya tidak merata, ada yang panen dan baru tanam, ada yang tengah-tengah, panennya baru bulan depan. Ini mempengaruhi jumlah ya kuantitas produksi, tidak ada masalah sebenarnya,” pungkasnya. (ant/bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs