Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengimbau masyarakat untuk tidak merayakan peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di puncak Gunung Merapi sebab status gunung tersebut masih berada pada level II atau siaga.
“Sebelumnya ada kebiasaan sebagian masyarakat yang merayakan HUT Kemerdekaan RI di puncak Merapi, namun saat ini status Gunung Merapi masih berada pada level II sehingga masyarakat umum dilarang melakukan kegiatan di puncak gunung tersebut,” kata Makwan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman dilansir Antara, Rabu (16/8/2023).
Dia menjelaskan saat ini di Gunung Merapi masih terus terjadi guguran lava pijar dan awan panas sehingga bahaya bagi masyarakat umum untuk beraktivitas di kawasan puncak.
“Dalam sehari bisa terjadi beberapa kali guguran lava, ini sangat berbahaya untuk aktivitas di puncak Gunung Merapi,” tuturnya.
Ia menjelaskan perayaan HUT ke-78 RI di kawasan Gunung Merapi boleh dilaksanakan, tapi hanya di kawasan lereng yang direkomendasikan oleh BPPTKG Yogyakarta.
“Perayaan HUT Kemerdekaan RI harus di luar zona berbahaya yang direkomendasikan,” katanya.
Makwan melanjutkan, potensi bahaya di kawasan Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan hingga barat daya dengan wilayah radiusnya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
“Sedangkan sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh maksimal lima kilometer,” jelasnya.
Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dapat menjangkau sampai tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
“Masyarakat kami imbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, termasuk mengibarkan bendera di puncak Gunung Merapi,” tegasnya.
Sebagai alternatif, Makwan menyarankan masyarakat bisa merayakan kemerdekaan di kawasan aman seperti Bukit Turgo di Pakem atau Bukit Klangon di Glagaharjo, Cangkringan. (ant/bnt/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
