Jumat, 22 November 2024

BPBD Jatim Terima Empat Laporan Bencana Per Hari dalam Seminggu Terakhir

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi bencana banjir dan tanah longsor. Grafis: Dukut suarasurabaya.net

Gatot Soebroto Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengatakan dalam seminggu terakhir ada minimal empat kejadian bencana per hari-nya di Jawa Timur (Jatim).

“Catatan kami (BPBD) setiap hari minimal ada empat bencana, baik bencana banjir, tanah longsor maupun pohon tumbang,” jelas Gatot kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (1/3/2023) malam.

Kalaksa BPBD Jatim menjelaskan banyaknya kejadian hidrometeorologi dalam sehari itu, dikarenakan wilayah Jatim saat ini sedang dilanda siklus cuaca ekstrem, seperti intensitas hujan yang tinggi, angin kencang, serta gelombang tinggi di perairan.

Dia mengungkapkan kalau pada Rabu hari ini saja, pihaknya sudah menerima laporan penanganan banjir di Beji Pasuruan, pembersihan bekas tanah longsor di Kota Batu dan sebagainya.

Sementara terkait daerah yang paling terdampak bencana hidrometeorologi, menurut Gatot ada di Kabupaten Lamongan, Sidoarjo, dan Ponorogo.

Untuk Kabupaten Lamongan, ada banjir di beberapa wilayah karena luapan sungai akibat besarnya aliran volume air dari Sungai Bengawan Solo.

“Luapannya sangat berdampak pada aktivitas warga di sekitaran bantaran sungai yang meluap,” imbuhnya.

Gatot juga menjelaskan, untuk Kabupaten Sidoarjo, banjir ada di Kecamatan Tanggulangin. Tinggi air, sampai saat ini menurutnya bervariasi mulai 30-50 centimeter.

“Kalau untuk Tanggulangin, karena memang sudah di tetapkan status darurat dari lama, jadi udah tertangani untuk kebutuhan warga sekarang,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, disampaikan juga kondisi warga di Kabupaten Ponorogo, yang sempat terjadi fenomena pergeseran tanah, tepatnya di Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo. Saat ini, warga di lokasi kejadian sudah bersedia untuk dievakuasi.

“Diungsikan karena ada potensi longsor akibat pergeseran tanah. Mereka (warga) melihat sendiri pergeseran tanahnya dampaknya keliatan jelas, karena itu mereka mau diungsikan,” jelasnya.

Terakhir, Gatot Subroto mengungkapkan kalau pihaknya sudah berkoordinasi dengan masing-masing pemerintah daerah di Jatim, terkait kesiapan menghadapi potensi bencana kedepan.

Mengingat, imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) potensi cuaca ekstrem diprakirakan terjadi sampai 3 Maret 2023 mendatang.

“Demikian juga, masyarakat diimbau lebih waspada. Terutama yang punya agenda rekreasi di daerah rawan longsor seperti pegunungan. Demikian yang di kota, perhatikan ranting-ranting pohon, karena ditakutkan tiba-tiba jatuh dan bisa menimpa orang dibawahnya,” pungkasnya. (bil/ipg/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs